Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bonus Edan, Semoga Banyak yang Ikut Edan

20 Oktober 2018   10:07 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:32 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apresiasi pemerintah pada atlet di tahun 2018 ini memang sangat mengejutkan. Kalau boleh disebut edan. Apa nggak terkejut dan bikin jantungan serta  edan,  lah wong  bonus untuk Atlet Asian Games 2018 yang berhasil merebut emas mencapai Rp 1,5 miliar. Itu duit semua nggak dicampur dengan PHP. Tambah terkejut lagi pemberian bonus diberikan sebelum  penutupan Asian Games.

Satu lagi yang bikin terperangah adalah ketika pemerintah pun sama memberikan bonus untuk Atlet Asian Para Games 2018, tidak dibedakan jumlahnya dengan Atlet Asian Games 2018. Rp 1,5 miliar kembali diberikan pada atlet peraih medali emas Asian Para Games sebelum penutupan.

Penghargaan pada atlet Asian Games dan Asian Para Games yang sama membuktikan kalau kedua-keduanya jangan dibedakan karena keduanya sama-sama mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Bonus itu hanya pemacu tetapi yang sebenarnya inti dari olahraga adalah semangat juang berlatih, bertanding dan menerima kekalahan ataupun kemenangan dengan sportivitas yang tinggi.

Harus diakui tidak semua atlet adalah orang kaya. Sebagian atlet adalah orang-orang menengah ke bawah. Mereka adalah penghobi yang kemudian jatuh cinta dan kemudian menjadikannya jalan hidup. Atau, mereka mengenal dan kemudian senang, jatuh cinta dan kemudian  kadung  katut  jadi jalan hidup. Terserah bagaimana prosesnya, tapi itu sebagian yang terjadi.

Ketika pilihan atlet sudah menjadi jalan hidup tentu harus hidup dong. Beli kaos latihan, celana latihan, sepatu latihan, makan minum yang sehat, ongkos dari rumah ke tempat latihan, semua itu butuh duit alias uang kan. Kalau ada sponsor atau ada penghasilan bulanan tentu akan sangat menolong.

Kebijakan pemerintah yang berusaha untuk memasukkan mereka menjadi ASN adalah terobosan lama yang kemudian masif di lakukan dalam era pemerintahan sekarang. Selain itu atlet pun akan ditampung di BUMN.

Perhatian yang super lebih dari pemerintahan sekarang ini terus terang mendongkrak prestasi-prestasi olahraga di kancah Internasional. Indonesia pun kini diperhitungkan di Asia. Indonesia pun bangkit tak terbendung.

Di Asian Games 2018 yang penyelenggaraannya di laksanakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia masuk empat besar dengan 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu. Cina masih tetap perkasa dengan 132 emas, disusul Jepang 75 emas, Korea Selatan tidak hanya jago drama dan nyanyi mereka juga jago dalam bidang olahraga dengan 49 emas.

Di Asian Para Games 2018 di Jakarta, Indonesia finis diurutan kelima dengan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu. Kembali Cina tetap menjadi raksasa Asia dengan merebut 172 emas, Korea Selatan dengan 53 emas, Iran dengan 51 emas, dan Jepang dengan 45 emas.

Ratusan miliar uang yang digelontorkan untuk membangun venue dan fasilitas pendukung lainnya mulai dari jalan dan jembatan serta wisma atlet. Semua itu  worth  it  alias setimpal dengan prestasi yang didapat.

Palembang yang Ibu Kota Provinsi Sumatra Selatan dapat banyak. Ada  fly over,  ada wisma atlet, ada venue dan yang bikin  nyesek  adalah Palembang adalah kota pertama di Indonesia setelah merdeka memiliki angkutan massal, LRT. Walau aku tinggal di Bukit Barisan Sumatra yang harus enam sampai tujuh jam melintasi Jalan Lintas Sumatra untuk sampai ke Palembang, aku bangga  lah.

Tapi terus terang, salah satu yang bikin merinding adalah edannya pemerintah dalam menggelontorkan bonus atlet. Peraih emas bakal punya duit Rp 1,5 miliar. Sementara untuk pasangan atau ganda, mendapatkan Rp 1 miliar per orang dan Rp 750 juta per orang untuk beregu.

Peraih medali perak untuk tunggal putra dan putri dikirimi duit Rp 500 juta, ganda Rp 400 juta, dan beregu Rp 300 juta per orang. Perunggu dihadiahi Rp 250 juta, ganda Rp 200 juta, dan beregu Rp 150 juta per atlet.

Kondisi yang sama juga diberikan oleh pemerintah kepada atlet Asian Para Games.  Nah,  loh.  Geger  mak  kalau gini. Tambahan lagi, atlet yang tidak mendapat medali tetap dapat perhatian pemerintah dengan kiriman Rp 20 juta baik atlet Asian Games maupun Asian Para Games.  Jozzz.  Gandozzz.

Loh, pelatih yang teriak-teriak, menghukum dan memotivasi atletnya setiap hari ternyata tak dilupakan. Nih ganjarannya, pelatih dari kategori perorangan atau ganda yang atletnya menyumbangkan emas di Asian Games 2018, mendapat Rp 450 juta. Pelatih yang atletnya meraih medali perak mendapat Rp 150 juta, dan yang mendapat medali perunggu mendapat Rp 75 juta.

Pelatih beregu yang atletnya mendapatkan mendapat Rp 600 juta, perak Rp 200 juta, dan perunggu mendapat Rp 100 juta.  Hiks.  Sungguh perhatian pemerintah bikin ngilu.

Lalu apakah para atlet ini lupa daratan. Sungguh ini yang bikin haru, ada atlet yang uang bonusnya untuk bangun rumah. Ada juga yang mengumrohkan orangtuanya. Mereka ternyata tetap sederhana dalam berpikir dan dalam menjalani kehidupan.

Pemerintah memang bikin Baper.  Ah,  atlet jaman now enak. Berprestasi dapat bonus, jadi ASN atau jadi pekerja di BUMN.  Nah.  Eh masih ada lagi tambahan, ternyata atlet muda yang berprestasi juga bisa masuk Polisi dan juga TNI.

Eh,  kebijakan  edan  pemerintah yang mengguyur bonus lebih dari satu miliar pada atlet ternyata juga menular  loh  ke pemerintah daerah. Silahkan dicari di  Mbah Google.  Besarnya bervariasi. Aku nggak bohong apalagi mau  ngehoaxs. Ini atlet Asian Games yang dapat bonus dari Pemerintah Jateng.Ini Atlet Para Games yang dapat bonus dari Walikota Semarang.

Dan masih banyak lagi kok daerah-daerah lain yang ketularan menghargai atlet-atlet daerahnya. Bupati Muba Dodi Reza misalnya memberikan bonus Rp 150 juta pada Muhammad Hinayah atlet panjat tebing peraih medali emas Asian Games 2018.

Jadi jangan Baper. Kalau pengen ngetop kayak Jojo dan juga seperti atlet lainnya. Fokuslah tekuni olahraga. Yakinlah, duit akan menyusul. Percayalah latihan dan kerja keras tidak pernah menipu hasil.

Kebijakan pemerintah yang edan pada bonus ini diharapkan juga akan membuat edan generasi muda untuk edan dalam latihan dan kerja keras dalam olahraga. Semoga banyak generasi muda yang ikut edan. Edan jadi atlet maksudnya.

Stop sebelum, duitnya habis, mohon bonus uangnya dibuat produktif ya.  Aku nggak dibayar oleh Intisari, tetapi aku sarankan untuk mencari edisi Intisari bulan Oktober 2018 ini. Di halaman 118 ada tulisan menarik mengenai mengelola bonus Asian Games.

Salam Olahraga.

Salam Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun