Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Babak Cerita dalam Nasi Bungkus Dua Lauk

26 September 2018   11:27 Diperbarui: 27 September 2018   00:03 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai menyelesaikan kerajinan tangannya, aku menyebutnya kalau dia sedang menjahit pasien yang terluka dan butuh jahitan untuk mempercepat kesembuhannya. Atau usai melayani penggemarnya yang aku sebut untuk pasiennya. Kami biasanya berjalan kaki agak ke ujung desa untuk makan nasi bungkus bareng.

Dipilih kebun karet untuk duduk gempor juga tak diketahui sebabnya. Semuanya serba kebetulan dan tak pernah terpikirkan.

***

Setelah beberapa kali makan sebungkus nasi dengan dua lauk membuat kami sepertinya sudah mengetahui posisi lauk dan juga sambel lado dan minyaknya. Anehnya, lama-lama kami makan jadi sudah tahu posisi nasi yang nggak pedas dan nasi yang pedas.

Kalau dalam sebungkus nasi tidak terkena sambel lado  ya  bohonglah. Pastilah terkena dan baunya saja sudah  nyesss.  Apalagi kalau nasi yang dibungkus dengan daun pisang itu panas,  ya  pasti sambel ladonya akan menyebar rasa ke seluruh nasi.

Lalu apakah aku akan protes. Tidaklah, kalau aku tidak bisa menerima si kaki kupu-kupu yang suka pedas, pasti berantakan hubungan ini. Demikian pula kalau si kaki kupu-kupu yang tidak menerima aku yang tidak suka pedas. Semuanya mencapai keseimbangannya di dalam sebungkus nasi dengan dua lauk.

***

Terimalah pasanganmu apa adanya. Terimalah dan cintailah apa adanya ketika sudah mengikat janji.

Kalau lagi ngambek, marah, lihatlah senyumnya. Ingatlah hal yang paling lucu. Ingatlah lagi yang lucu. Ingat lagi yang paling mesra. Tarik nafas dalam-dalam dan bersyukurlah sudah mendapatkannya.

Jagalah hatinya, daripada tu barang mengkerut jadi gantungan spion tengah mobil. Gantungan spion sebenarnya hanyalah simbol kiasan untuk menjagai hati diri dan menjagai hati pasangan.

Salam bahagia, semoga untuk beberapa teman yang sedang galau, ragu dengan pasangannya dapat segera mengambil sikap. Jangan ragu apalagi sampai menggantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun