Ketika sedang asik sarapan dengan seorang teman. Tiba-tiba ada kiriman  WA menanyakan kabar dan posisi. Aku yang biasa tinggal di gunung, sekali-kali memang butuh turun gunung untuk bersilaturahim dengan teman-teman.
Aku pun langsung menelpon teman yang menanyakan kabar dan posisi tersebut.
"Halo. Aku lagi sarapan di mess? Mau sarapan bareng boleh kesini!," kataku.
"Boleh, sarapan apa di mess?," tanya si teman.
 "Apa lu gua mau ada (Palugada). Di sini sudah ada pisang goreng, nasi gemuk, mie goreng dan juga tempe plus tahu. Ada kacang rebus juga. Ada si mbah juga yang siap nyariin makanan mu kalau kamu pengen makan mie ayam," jelasku.
Sekitar 10 menit kemudian, teman lamapun datang. Dia akhirnya memilih sarapan nasi gemuk, telur dadar dan tempe, dan secangkir kopi hangat.
"Nggak pulang ke ... lihat anak istri?," kataku.
"Lagi buntu. Pengen sih lihat anak dan istri. Cuma kantong lagi buntu, katek duit*)," kata si teman.
"Nah, untuk beli bensin, biar bisa pulang lihat anak dan istri," kataku sambil mengeluarkan selembar merah.
"Ini bisa pergi lihat anak istri tapi nggak bisa pulang lagi ke sini. Tambahlah selembar lagi," kata si teman sambil menerima si selembar merah.
Aku pun tertawa ngakak. Demikian pula dengan si mbah yang sering ngurusi makanan kami. Ketika kami tertawa, si teman pun lalu ikut tertawa.