"Kau begitu menikmati malam dengan baik".
"Pagi ini kaupun sepertinya ingin membuat perpisahan yang manis".
"Aku sejak lama kalau potong rambut tidak pernah dirapikan dengan pisau cukur. Ataupun menggunakan  shaver milir orang lain," kata si lelaki sambil meraih handuk dan meminta si perempuan untuk membalut tubuhnya.
Si perempuan menolaknya.
"Kau takut tertular HIV dan penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksualkan," ujar si perempuan sambil memainkan  shaver dan  foam yang sudah ada di kedua tangannya.
"Shaver ini baru. Lihatlah!". Sambil menyodorkan  shaver itu ke tangan si lelaki.
Belum sempat si lelaki mengambil  shaver yang disodorkan.
Si perempuan pun menambahkan, "izinkan aku memotong kukumu".
Shaver merek terkenal itu mata pisaunya memang baru. Belum pernah digunakan. Di meja terlihat tasnya yang terbuka. Ada stok mata pisau yang masih terbungkus. Ada juga potongan kuku.
Tidak pernah si perempuan ini dan ketiga temannya memainkan hp barang sebentarpun semalam. Sepertinya memang mereka tidak membawa hp ataupun mereka menyimpannya entah di mana. Mereka memang menjadi fokus pada pekerjaannya. Paling tidak dia tidak memotretku ketika tidur tak berbalut.
"Mengapa kau lakukan ini padaku," kata si lelaki pertama sambil memandangi perempuan yang tak berbalut itu.