Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Lelaki dan Satu Perempuan

28 Juli 2018   01:17 Diperbarui: 28 Juli 2018   01:34 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indah kalau kita melihatnya dengan cinta dan sayang. Indah kalau kita melihatnya dengan cita-cita masa depan.

Buruk, jelek, berantakan kalau kita melihatnya dari sudut kebersihan, aturan, disiplin. Itu kalau kita melihatnya dari kacamata amarah.

Suatu waktu istriku pernah luluh lantak ketika sulung bilang, "emak kalau nanti punya duit. Beliin aku anggur  ya.  Anggur itu ternyata enak. Tadi main di tempat Andrian diberi anggur".

Istriku tak menjawab. Hanya pelukan yang diberikan pada sulung. Istriku hanya meledakkannya denganku. Air mata itu meleleh di pundakku. Ini bukan sambil berdiri ya. Aku nggantung kalau berdiri.

"Doakan aku kuat. Doakan aku lolos. Aku nggak mau  cum laude.  Aku nggak minta lulus. Aku cuma minta lolos agar aku bisa segera lulus dan segera bisa cari duit," katanya sambil berurai mata.

Kupegang pundaknya. Kutegakkan mukanya. Kutatap matanya. Kukecup keningnya. Kubisikkan,"semua akan baik-baik saja".

Jadi aku sampai saat ini bisa memaklumi kalau kaki kupu-kupu memiliki nilai lebih pada sulung dari 3K kami karena memang sulung ikut dalam perjuangan dan berjibaku untuk mengurangi nakal sebagai anak-anak agar emaknya lolos sekolah. Aku cemburu kalau mereka sedang menghabiskan waktu, makan di tempat favorit. Foto mereka bikin aku gemes dan geli. Apalagi kalau mereka meledek diriku.

Istriku sering menulis komentar di foto mereka berdua, "kencan dengan berondong ganteng".

Aku selalu cemburu setiap sulung memimpin doa. "Tuhan berilah kesehatan emak kami. Tuhan berilah kemudahan emak kami dalam menjalankan pekerjaannya. Tuhan lindungilah emak kami dan kami dari orang-orang jahat yang akan mengganggu kami. Tuhan terimakasih atas semua rezeki yang telah engkau limpahkan pada kami hari ini".

Doa, bungsu selalu bikin senyum dan membuat dua kakaknya nyengir. "Tuhan semoga kakak-kakakku pintar-pintar agar dapat membimbing aku dalam belajar. Tuhan berilah kebaikan pada kakak-kakakku agar tidak  njahilin  dedek".

Doaku, "Terimakasih Tuhan, Engkau selalu memberikan aneka pola kehidupan keluargaku. Tuhan cukupkanlah aku dengan keluargaku dan dengan anak-anakku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun