Kami pun lalu tiba di sebuah kuburan yang ada di dalam kota. Sekali lagi, kakinya mampu dengan cepat memilih jalan dari kuburan yang tak rapi dan  selalu menyapa dan meminta izin untuk lewat pada ahli kubur.
Satu kuburan yang masih merah. Tanahnya terlihat amblas. Dari nisan ternyata baru dua minggu lalu, jenazah dikuburkan.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda bersama anaknya membawakan dua plastik kembang. Perempuan tua itu bilang, Â "nambah dua lagi sekarang".
Perempuan muda itupun mengatakan, "ia bu,  kagek di taruh di makam yang sudah biasa".
Di makam yang baru itu, Perempuan tua itu berbisik, "maafkanlah aku mbak ayu. Aku nggak sempat datang pada waktu meninggal. Semoga mbak ayu di lapangkan kuburnya. Semoga amal ibadah dan pengabdian mbak ayu untuk keluarga diterima oleh Allah SWT."
Ditaburkanlah bunga, dan disiramkanlah air di kuburan yang masih baru itu. Setelah itu dengan khusyuk dilantunkanlah doa-doa.
Perempuan tua itupun lalu kembali bergerak dengan lincah ke kuburan lainnya. Menabur bunga dan kembang serta doa khusyuk dilantunkan.
Kami lalu berpindah lagi dan kemudian sampailah di kuburan yang diujung. Keramik hijau kuburan itu terlihat terawat. Semak belukar tak ada yang mengelilinginya.
Perempuan itu memberi salam dan membersihkan keramik. Kuburan yang ada di sekitarnya pun dibersihkan.
"Hari ini aku datang. Semoga bapak tenang di alam kubur. Semoga Allah melapangkan kubur bapak hingga ke hari penghitungan. Semoga amal ibadah bapak diterima Allah. Semoga kami yang ditinggalkan terhindar dari fitnah dan juga selalu dalam lindungan Allah,".
Maafkanlah aku pak, kalau aku selama mengabdi aku ada kesalahan atau aku masih kurang. Aku mohon ampun pada Allah kalau aku sebagai istri masih mengalami banyak kekurangan dalam mengurus keluarga dan juga mendidik anak-anak," kata perempuan tua itu dengan suara berbisik.