Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertanyaan Si Kumal

16 Maret 2018   15:13 Diperbarui: 16 Maret 2018   21:01 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebulan sekali diriku ke bar, meja kanan teras lantai tiga. Aku menikmati suasananya.

Ketika aku berhubungan dengan lelaki, aku berharap bertemu dengan si kumal. Doaku terwujud. Si lelaki itu suatu Jumat duduk di pojokan persis ketika dia memberi pesan mengenai thesis.

Setelah berbincang akupun menyampaikan kemungkinan untuk memilih kawin dengan segala keterbatasan yang ada pada diriku. Semua sudah kujelaskan pada si lelaki pujaan hatiku dan sudah memberikan cincin walau belum resmi melamarku.

Si kumal pun memberikan kalimat tanya yang harus kujawab dengan tenang. Apa yang kau lihat dari lelaki tersebut? Apa yang membuatmu jatuh cinta? Apa yang kau lihat dari suamimu? Apa kau siap menerimanya apa adanya? Apakah kau siap untuk mengalah, mengalah dan mengalah?

Aku menganggap remeh pertanyaan-pertanyaan tersebut. Aku sedang jatuh cinta dan aku jelas tak suka dengan kritik si kumal pada lelaki pujaan hatiku.

Akhirnya setelah tujuh tahun, lelaki yang dulu kuanggap dapat menerima aku apa adanya jadi berubah dan meninggalkanku?

Aku kangen si kumal demikian batinku di Jumat ketiga ini. Rinai yang biasanya dingin, agak terasa aneh malam ini. Aku merasa hangat dengan baju backless dan menunjukkan tato hati yang kubuat pasca menyelesaikan spesialis.

Kekangenan itu terjadi dengan sendirinya. Kangen ngobrol biasa. Mungkin karena si kumal selalu melihat masalah dan memberikan solusi yang sederhana.

Aku menuangkan bir ke gelas dan tiba-tiba seorang lelaki meminta izin untuk duduk satu meja. Aku memandangnya dan sempat berpikir lelaki ini tak sopan.

Tetapi suara permintaan izin itu seperti familiar. Dan ternyata si kumal.

Aku tersenyum. Aku terlonjak. Aku merasa bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun