Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Berpikir, Kreatif, Berkampanye dan Logis

7 Maret 2018   11:01 Diperbarui: 7 Maret 2018   11:05 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gowes Becak I Foto Dokumentasi Pribadi

Kreatifitas sama dengan pikiran, tak berbatas. Mereka yang kreatif sudah dipastikan adalah orang yang berpikir.

Lihatlah kopi potong, dulu orang membuang bungkusnya tetapi sekarang sudah ada yang membuatnya menjadi tas, topi dan barang-barang berguna lainnya. Kopi potong menjadi barang yang berguna tentunya membutuhkan orang yang berpikir dan kemudian melakukan uji coba, untuk menjadikannya sebagai bahan baku yang berguna.

Bisa jadi kreatifitas itu bukan ide asli tapi ide modifikasi. Tidak masalah itulah sebabnya kita diminta untuk membaca, membaca, dan membaca. Pada saat itulah sebenarnya pikiran kita disentuh untuk mengolahnya menjadi sebuah keputusan.

Descartes filsuf dari Perancis menyatakan  cogito ergo sum  artinya kurang lebih, aku berpikir maka aku ada. Descartes bukan menganggap dirinya individualitis tetapi sebenarnya untuk mengajak manusia untuk berpikir menggunakan pikirannya untuk menunjukkan keberadaan diri sebagai manusia.

***

Bagi kami yang tinggal di dusun di Punggung Bukit Barisan Sumatra, turun gunung ke ibu kota kabupaten merupakan liburan dan hiburan. Bisa baca koran Kompas baru dan bekas pada teman yang sudah menyusunnya berdasarkan tanggalnya dan memberikannya secara gratis. Bisa makan mie ayam dan juga bisa melihat pasar.

Saat ke Pasar PTM Lahat, aku diberitahu teman kalau akan ada blusukan Calon Gubernur Sumsel Dodi Reza Alex dan Calon Bupati Lahat Bursah Zarnubi. Aku dan teman lalu menunggu mereka di sebuah titik untuk mengambil foto dan juga mendengarkan program mereka.

Calon yang datang lebih dulu ternyata Calon Bupati Bursah. Bursah yang lahir dan besar di Lahat terlihat langsung disambut oleh warga yang berbelanja dan pedagang. Bersalaman dan ngobrol sebentar kemudian berjalan mengeliling pasar. Bursah menyampaikan programnya Menata Kota Membangun Desa kepada warga dan pedagang yang ada di pasar.

Seakan menunggu selesainya Bursah, datanglah Dodi. Keduanya yang sama-sama diusung oleh Partai Golkar terlihat bersalaman. Dodi yang berasal dari Kabupaten Empat Lawang (Lahat dulu Kabupaten induk yang pecah menjadi Empat Lawang dan Pagaralam) disambut antusias oleh warga dan pedagang.

Dodi memberikan penjelasan mengenai programnya meningkatkan kesehatan dan sekolah gratis dan kuliah gratis. Warga pun antusias mendengarkannya. Begitu juga pembangunan infrastruktur yang menjadi kewajiban provinsi.

"Untuk mewujudkannya aku butuh dua tahun bisa," kata Dodi.

Selama perjalanan keliling pasar ada seorang tim Dodi yang membagikan kipas yang berisi program kerja Dodi kalau terpilih menjadi gubernur Sumsel. Souvenir kipas itu berisi program kerja Dodi Reza Alex dan Giri Ramanda Kiemas dan juga nomor urutnya di Pilkada Gubernur Sumsel 2018.

Lalu kreatifitas dan berpikirnya mana? Ini loh.

Selama di pasar ternyata warga dan pedagang selain rebutan berfoto dengan Dodi, mereka juga rebutan kipas Dodi. Sederhana  sih  hanya kipas tetapi untuk suasana pasar yang panas dan sumpek kipasan kipas Dodi jadi lebih bermanfaat.

Kipas yang bagian depan dan belakang dicetak program-program dari Dodi dan Giri. Kipas itu  mobile  semobile  orang yang memegangnya dan akhirnya menjadi alat kampanye yang murah efektif dan efisien serta berguna bagi pemegangnya.

Gowes Becak I Foto Dokumentasi Pribadi
Gowes Becak I Foto Dokumentasi Pribadi
Ada hal lain yang juga menarik diriku selama di pasar. Aku terkejut ketika melihat sekumpulan becak-becak yang berwarna kuning dan bertuliskan nama Calon Bupati dan Wakil Bupati Lahat, Bursah dan Parhan. Becak-becak itu cukup mencolok karena menunggu penumpang dengan rapi di pasar.

Gowesan mamang becak itu memang tidak sejauh jangkauan ojek yang juga ngantri di pasar. Gowesan mamang becak yang berlahan tetapi pasti mengantarkan penumpang akan menyita perhatian mata warga yang pada akhirnya tertanam dalam pikiran mereka.

Kreatif  kan.  Sederhana dan kena di mata.

Sekali lagi pada para pemilih untuk melihat program mereka. Janji politik mereka. Kalau janjinya masih mengambang dan terlalu luas. Tinggalkanlah! Pilihlan calon pemimpin yang janjinya dapat cepat diterapkan dan masuk akal serta sesuai dengan aturan yang ada serta bertanggungjawab terhadap janjinya. Logis.

"Mikir," kata Cak Lontong.

***

 Tulisan ini dibuat semata karena kebetulan aku ada di pasar PTM Lahat ketika calon gubernur dan calon bupati itu berkampanye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun