"Butuh berapa sepatu untuk kerja?".
"Satu".
"Nah sudah".
"Terus boikotnya apa?".
"Kreatif donk. Kan itu sepatu baru sekali dijahit. Kau jahit lagi. Jahit lagi. Jahit lagi. Untuk boikot itu butuh pengorbanan dan kerja keras untuk menggantikannya. Bukan asal ngomong. Nulis boikot di FB, WA dan IG. Lucu deh. Berenti pake FB, WA dan IG serta Twitter baru jempol tiga. Ada yang sudah diakuisisi lagi. Coba cek ?".
"Hayo sekarang pake Oorth. Jangan ngomong bae!".
"He he he, masih ada lagi tuh layanan online palu gada cek investornya".
"Bu, kok aku jadi kena samber ini".
"Mau tahu. Anakmu tadi pulang sekolah dengan sepatu futsalnya yang robek dan sepatu sekolahnya juga sudah lama robek, itu merek Nike. Tahu kan. Nah, anakmu dengan enteng bilang. Bu ada diskon akhir tahun beliin sepatu ya. Aku kan sudah kerja keras mempertahankan juara kelas".
"Satu hal kelemahanmu adalah kau selalu memakai barang branded untuk beberapa barang kebutuhanmu. Bye. Aku urusi anakmu dulu ya. Kamu dihatiku sudah nomor dua sayangku".
"Kejam," lontarku.