Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bidadari yang Mematikan di Pertempuran

30 November 2017   11:31 Diperbarui: 30 November 2017   11:43 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lari, push up, sit up adalah sarapan setiap pagi yang harus ditelan puluhan bidadari di Puslatpur Bukit Tunjuk, Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra. Lari sprint bolak-balik bahkan sampai muntah pernah dialami sebagian bidadari ketika minggu-minggu pertama kali latihan.

Dari jarak jauh harus bisa membunuh dengan tepat dan cepat. Otak hanya diberi waktu kurang dari satu detik untuk mengambil keputusan menembak. Target tembakan haruslah di tempat yang mematikan.

Dari jarak dekat, reflek untuk membunuh dengan segala kemampuan yang ada di tubuh harus diselesaikan. Membunuh atau terbunuh.

Latihan keberanian menghadapi kecepatan pembunuh harus dihadapi nyata. Tidak ada peluru hampa. Bila peluru luar negeri kecepatannya lebih dari  100 km per jam. Bila peluru dalam negeri kecepatannya antara 70 -- 100 km per jam.

Jangan takut maju. Hadapilah musuh dengan tenang tetapi cepat habisi pada saat yang tepat. Itulah yang terngiang dalam setiap kewajiban para bidadari dalam menjalankan tugasnya di lapangan.

Salah satu bidadari potensial di Bukit Tunjuk untuk menjalankan tugas suci adalah Bidadari Suci Saraswati. Wajahnya cantik membius, terkadang bisa beku, terkadang bisa hangat. Tak memiliki rasa takut.

Tugasnya paling berat adalah menghabisi saudara kandungnya dan kemudian sang rival. Tidak ada senyuman. Dingin. Sedingin udara Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra.  

Minggu malam lalu Bidadari Suci pulang ke rumah terlebih dulu sebelum pulang ke Puslatpur.

"Maafkan aku Mama. Aku terpaksa," katanya sambil menangis sesenggukan.

"Tidak apa-apa. Kau mengerjakan apa yang harus kau kerjakan".

"Adikmu pun sudah menjalankan tugasnya dengan baik sebelum kau selesaikan".

Sang mama pun menggenggam erat dua medali emas dari anak-anaknya. Sebuah perjalanan panjang pengorbanan materi dan non material dalam membesarkan anak-anaknya sehingga menjadi bidadari yang mematikan.

Lets check it dot bidadari-bidadari yang mematikan itu. 

Maju ke garis depan tak pernah takut I Foto OtnasusidE
Maju ke garis depan tak pernah takut I Foto OtnasusidE
Boom I Foto OtnasusidE
Boom I Foto OtnasusidE
Saudari I Foto OtnasusidE
Saudari I Foto OtnasusidE
Tidak takut I Foto OtnasusidE
Tidak takut I Foto OtnasusidE
Sang Penerus
Sang Penerus
Menyusul kagek 2018 I Foto OtnasusidE
Menyusul kagek 2018 I Foto OtnasusidE
Menunggu waktunya I Foto OtnasusidE
Menunggu waktunya I Foto OtnasusidE
Oxi I Foto OtnasusidE
Oxi I Foto OtnasusidE
Ana I Foto OtnasusidE
Ana I Foto OtnasusidE
Sheevita I Foto OtnasusidE
Sheevita I Foto OtnasusidE
Putri I Foto OtnasusidE
Putri I Foto OtnasusidE
Mohon maaf kalau ada kesamaan cerita atau inspirasi apalagi nama. Ini hanyalah cerpen belaka untuk menghibur pembaca Kompasiana.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun