Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepala BKKBN Meninggalkan Revolusi Mental di Pascasarjana Universitas Sriwijaya

22 Oktober 2016   14:43 Diperbarui: 22 Oktober 2016   14:52 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robiatul mahasiswa yang juga mengajukan pertanyaan

Berbicara kependudukan, tidak lagi berbicara mengenai keluarga berencana aliasKB. Berbicara kependudukan sudah harus berbicara dalam konteks yanglebih luas lagi yaitu kemiskinan, kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak dan juga keadilan. Berbicara mengenai kependudukan harus sudah berbicara mengenai investasi pada sumber daya manusia.

Demikian sebagian dari pokok-pokok pikiran yang disampaikan oleh Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty pada kuliah umum di Program Pascasarjana Kependudukan Universitas Sriwijaya, Padang Selasa, Bukit Besar Palembang. Kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa Pascasarjana Kependudukan ini juga diikuti oleh mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, Sosial Politik dan juga Pertanian. Dosen-dosen dari berbagai fakultas juga hadir.

Satu yang bikin para peserta terhenyak adalah ketika Chandra mengajak dialog seorang mahasiswa di depan dan meminta sang mahasiswa untuk menceritakan siapa dirinya mulai dari bangun tidur hingga ke kuliah umum. Setelah bercerita panjang lebar untuk memotivasi dan juga berkaca diri. Satu yang bikin kembali peserta tertendang batinnya adalah Chandra mengajak untuk selalu berdoa pada Allah ketika memulai sesuatu kegiatan agar dimudahkan segala urusan dan diridhoi Allah.

“Investasi sumber daya manusia itu penting. Dulu negeri tetangga itu belajar keIndonesia. Mendatangkan guru-guru dari Indonesia. Sekarang karena mereka memang fokus. Mereka lebih maju dari kita. Lihatlah Korea pasca perang saudara. Jepang dengan restorasi meiji. Itu semua adalah SDM yang dibangun dengan serius. Ini ketinggalan kita dan akan kita terus perbaiki agar kita bisa maju bersama-sama dengan negara maju itu,” kata Chandra yang berhenti menjadi dosen di Unsri untuk terjun ke dunia politik, menjadi anggota DPR RI.

Mendengarkan kuliah umum Kepala BKKBN ini selama lebih kurang dua jam tak membuat mengantuk. Suasana pembelajaran yang dialogis. Dan ada satu hal juga yang cukup menarik yaitu setiap penanya mendapat gimmick dari BKKBN.

Upss, terakhir, Chandra meminta pada mahasiswa yang masih muda-muda untuk membangun cita-cita masa depannya dan berharap menjadi agen BKKBN, mulai dari diri sendiri, keluarga, keluarga berencana, sampai no drug please.

“Sampaikan salam petugas KB. Yang dijawab sambil mengepalkan tangan oleh semua peserta, sehat, semangat, luar biasa.”

Tak terasa jelang Jumatan. Sempat temu kangen dengan sesama kolega ketika masih menjadi dosen di Unsri. Chandra pun akhirnya meninggalkan Pascasarjana Unsri. Revolusi mental yang disampaikannya tadi tertinggal dan kemungkinan beranak pinak.

Lets check it dot gambarnya ya.

Suasana kuliah umum santai dialogis
Suasana kuliah umum santai dialogis
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty
Bambang Mahasiswa Pascasarjana Unsri yang bertanya pada Kepala BKKBN
Bambang Mahasiswa Pascasarjana Unsri yang bertanya pada Kepala BKKBN
Robiatul mahasiswa yang juga mengajukan pertanyaan
Robiatul mahasiswa yang juga mengajukan pertanyaan
Dosen Unsri yang juga ikut mendengarkan Kuliah Umum Kepala BKKBN
Dosen Unsri yang juga ikut mendengarkan Kuliah Umum Kepala BKKBN
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty yang mengajak peserta menjadi dan menjawab salam petugas KB
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty yang mengajak peserta menjadi dan menjawab salam petugas KB
Salam KOMPAL

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun