Ribuan warga sudah mendatangi Lapangan MTQ Lahat sejak pagi hari. Bahkan peserta Pawai Keliling Kemerdekaan HUT RI ke-71 yang berasal dari Merapi, Kikim dan juga Jarai serta Tanjung Sakti sudah datang semalam dan menginap di Lahat. Mereka ada yang berpakaian warna warni, ada juga yang memilih mengenakan pakaian adat.
“Kami nginap semalam. Kalau datang pagi atau subuh bakal telat ikut pawai,” kata Syukron dari Tanjung Sakti. Tanjung sekitar 2 jam perjalanan ke Lahat.
Anak-anak justru lebih meriah lagi. Mereka ada yang tergabung dalam marching band dan ada juga yang tergabung dalam kelompok baris berbaris.
Mobil yang dihiasi menjadi seperti kapal. Ada juga mobil yang dibuat menjadi seperti pendopoan dengan adanya gendang dan band mini. Bahkan ada alat berat yang dihiasi ikut serta dalam pawai.
Semangat kemerdekaan terlihat meluber di Lahat. Tidak hanya anak-anak yang ikut baris berbaris. Orang tua dan dinas instansi serta Ormas juga ikut serta meramaikan pawai ikut baris, jalan kaki sekitar 5 km mulai dari Lapangan MTQ kemudian ke Talang Jawa dan kemudian ke pasar dan berakhir di Pasar Kangkungan atau memilih bubar di depan Lapas Lahat.
Penonton jangan tanya. Mereka ada yang membawa kursi duduk di pinggir jalan. Atau di depan rumah ramai-ramai melambaikan tangan pada peserta pawai. Sepanjang jalan yang dilewati penuh dengan warga. Bahkan ada yang ekstrem. Seorang ibu dan tiga anaknya menggelar kertas koran di jalan aspal hanya untuk menonton pawai.
Jadi istilah luber bukan hanya untuk peserta yang meluber, juga untuk penonton serta untuk semangat kemerdekaan yang meluber. Dari Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra, Lahat Sumatra Selatan semangat kemerdekaan yang meluber ini diharapkan menjadi semangat membangun dan kerja nyata untuk bangsa.
Lets check it dot, semangat kemerdekaan yang meluber.
Salam Kompasiana
Salam KOMPAL