Hampir tak ada jeda bagi 36 Paskibraka Lahat dalam berlatih. Mereka berlatih mulai dari pagi hingga sore hari. Mulai dari udara dingin hingga ke panas yang menyengat. Mulai dari aspal lembab hingga ke aspal kering kerontang.
Kaki kejang. Perut kejang. Mata pedih terkena keringat. Semua itu harus mereka lewati. Mereka harus melewati limit tubuh mereka sendiri. Kalau tak mampu  ya lebih baik mundur. Sebuah pertarungan melawan diri sendiri.
Siang kehidupan Paskibraka sangat keras. Tidak ada ampun untuk kesalahan. Mereka menghukum diri sendiri untuk dapat melewati limit tubuh dan kekerasan hati mereka. Menggapai jalan disiplin Paskibraka.
Jelang malam. Mereka pun belajar tidak saja soal cinta tanah air dan juga NKRI serta nasionalisme dan disiplin jalan Paskibraka, juga belajar mengolah rasa. Mengolah kelembutan tubuh dan jiwa.
Mereka bisa mengambil olah gerak tubuh alias tari dan juga tarik suara serta olah logika melawak alias stand up comedy. Ya. Bakat-bakat mereka juga harus diasah sehingga mereka menjadi orang-orang yang mendekati paripurna.
Siang keras malam lembut. Sebuah keseimbangan. Menarik dan mengulur. Panas dan dingin. Sebuah babak mendekati paripurna sebelum tidur nyenyak dalam keheningan malam di bulan Agustus.
Lets  check  it  dot,  keras dan lembut.
Salam dari Punggung Bukit Barisan, Lahat Sumatra Selatan
Salam Kompasiana
Salam KOMPAL