Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Susahnya Menebak Logika Ahok Waktu Terus Berjalan

18 Juni 2016   17:55 Diperbarui: 18 Juni 2016   18:17 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: temanahok.com

Semua orang boleh berspekulasi terhadap Ahok. Termasuk tulisan ini. Ahok yang ingin ikut Pilkada DKI 2017 selalu melakukan tindakan yang diluar logika normal. Orang kalau ingin ikut Pilkada biasanya akan berlaku sopan, lemah lembut, dan selalu membuat orang senang. Fotonya senang kalau dipampangkan di media luar ruang agar bisa dilihat dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ahok jauh dari kesan sopan. Terakhir, memarahi jurnalis, bahkan malamnya sempat dibahas di segmen khusus oleh sebuah stasiun televisi swasta dengan narasumber ahli syaraf dan kejiwaan. Pemarah cap itupun distempelkan pada Ahok oleh orang-orang yang pro ataupun kontra ataupun yang baru pertama kali mengenalnya.

Kalau orang awam bilang, nih calon mau dipilih masyarakat DKI atau tidak. Bahasanya nggak sopan banget. Sudah ditolong dibuatkan gambar yang bagus diletakkan di media luar ruang malah si pembuat dimarahi.

ASN di DKI pun dibuat pusing tujuh keliling. Biasanya mesin birokrasi oleh petahana dijadikan salah satu mesin untuk mendulang suara di Pilkada, tetapi ini malah diobrak-abrik. Birokrasi di Jakarta pun diputar balik untuk melayani masyarakat. Penggantian pejabat DKI minggu ini menjadi contoh nyata.

Kalau teman saya mengungkapkan, “Kalau pun nantinya memilih Ahok, suara Ahok di birokrat itu tidak lagi bulet alias bisa saja jauh dari harapan. Istri atau suami serta keluarga ASN yang lain mungkin tidak bulet lagi memilih Ahok,” kata teman ini.

Bisa jadi ya.

Walau demikian ada keanehan. Anehnya, kok masih ada saja yang mau menitipkan salinan KTP untuk Teman Ahok yang kemungkinan Minggu, 19 Juni 2016 ini  menjadi momentum paling bersejarah bagi pergerakan demokrasi. Warna demokrasi akan berubah. Sejuta KTP DKI seperti yang dimintakan Ahok kemungkinan akan tercapai minggu besok.

Dan dalam waktu dekat, Ahok sendiri mengungkapkan akan menemui Teman Ahok untuk membicarakan pencalonan dirinya. Mau jalan mudah atau jalan susah alias lewat Parpol atau independen.

"Saya mesti tanya sama mereka, yang pasti dalam pikiran saya nih, saya ngomong dengan mereka, 'Anda mau saya jadi gubernur atau tidak gitu?'. Kalau Anda (Teman Ahok) berrniat saya jadi gubernur, Anda mau tempuh jalan susah apa jalan mudah?" kata Ahok.

"Kalau jalan perseorangan, saya mesti tanda tangan puluhan ribu (formulir). Kalau (maju) pakai partai, saya cuma butuh tiga meterai. Nah, kamu mau tempuh yang mana," kata Ahok. Sumber Jalan Susah atau Mudah

Dipastikan disinilah klimaksnya.

Klimaks memilih jalur independen atau Parpol. Walaupun sudah digadang-gadang akan didukung oleh Parpol tetapi kemungkinan itu masih sangat kecil. He, he, he karena Ahok dan Parpol jelas punya harga diri dong. Politik juga punya harga dong.

Kalau ini mah sesuai dengan logika.

Atinya Teman Ahok mesti bekerja keras lagi, lagi, lagi, dan lagi. He, he, he. Itu agar Gubernur dari calon independen jadi terwujud.

Jadi yang tak sesuai dengan logika, ya itu, deskripsi di atas. He, he, he. Sampai saat inipun terkadang aku pun masih belum bisa menerima logikanya. Atau aku yang tidak mau mengerti logikanya. Aku bukan warga DKI kok. Warga DKI yang mendukung dengan memberikan salinan KTP DKI dipastikan sudah mengerti logika Ahok. Dan tahun 2017 terus mendekat.

Salam Kompasiana

Salam Politik Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun