Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mimpi TA: Antarkan Ahok ke KPU

14 Juni 2016   21:47 Diperbarui: 14 Juni 2016   21:52 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: temanahok.com


Anak muda, jelang berbuka sore tadi aku melihat hitung mundur KTP yang berhasil dikumpulkan oleh Teman Ahok (TA). Anak muda tahukah kamu sejuta KTP hanya kurang 18755 lagi. Sebuah perjuangan yang tak sia-sia. Sebuah ide besar untuk melawan hegemoni kekuasaan perwakilan rakyat dalam sebuah hajatan Pilkada sudah memasuki babak baru.

Babak sebelumnya antara TA dan Ahok saling jual beli. TA menantang, menjual Ahok untuk maju Pilkada DKI dengan jalur independen dan Ahok menerima dengan membeli TA sejuta KTP. Kerja keras, keringat, air mata dan doa. Bahkan sinisme pun yakin pernah TA terima.

Komitmen dan mimpi Jakarta yang bersih, transparan, dan akuntabel. Sebuah mimpi kalau Jakarta bisa seperti kota-kota lain di dunia yang membuat iri diri ini. Setiap ada Kompasianer mewartakan keindahan kota-kota lain di dunia, biasanya akan muncul komentar, “kapan ya kita bisa begitu”.

Jakarta bisa bersih mulai dari sungai, taman, pasarnya, punya transportasi publik yang baik. Jakarta menjadi etalase Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Jakarta yang masyarakatnya tertib dan berdisiplin. Jakarta yang anggarannya triliunan tidak dihisap hanya oleh orang-orang tertentu. Jakarta yang anak-anaknya bisa sekolah dengan KJP dan bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia.

Bangun, bangun, bangun oi. Mencapai mimpi itu dimulai dengan langkah pertama. Nggak percaya tanyalah Kompasianer senior. He he he.

Anak muda, pernahkah engkau bertanya dalam hati, kenapa hampir sejuta orang rela menyerahkan salinan KTP-nya pada kalian? Itu adalah data pribadi yang sangat sensitif. Sebuah kepercayaan yang sangat mahal harganya. Priceless. Jadi jagalah. Gemboklah dengan cinta.

Anak muda, bangkitlah. Peganglah komitmen kalian untuk mencapai sejuta KTP. Bila sudah maka barulah babak baru kalian buka.

Tebarkanlah kebaikan. Tebarkanlah kepercayaan. Tebarkanlah budi. Tunjukkan anak muda itu kreatif, tahan banting dan mampu menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan demokrasi yang sesungguhnya.

Nggak usah dengarkan soal Heru, mau mundur atau tidak. Nggak usah dengarkan soal Ahok yang akan naik perahu Parpol.

Tahukah, hai anak muda kenapa, karena kalian sudah punya sejuta KTP. Satu juta KTP warga DKI. Sebuah bukti kalau anak muda bisa berbuat untuk daerahnya. Sebuah bukti komitmen kalau anak-anak muda itu pekerja keras, bukan anak yang manja, tetapi anak muda yang memiliki mental memperbaiki mental bangsa ini. Bersatulah rapatkan barisan.

Anak muda, dalam berpolitik itu bisa polos, bisa pula abu-abu. Bahkan bisa pula belang-belang. Semuanya tergantung situasi dan kondisi.

Sampaikanlah pada si empunya tantangan. “Pak Ahok ini satu juta KTP sudah kami input datanya menjadi digital. Terstrata dalam kota, kecamatan, kelurahan, RW dan RT. Kami siap menghantarkan Pak Ahok ke KPU”.

Apapun jawaban Ahok, terimalah.

Bila Ahok menjawab, “terimakasih kira-kira lolos verifikasi atau tidak ini”.

Inilah yang disebut sebagai langkah kedua. Jawablah, “bisa.”

Anak muda ini akan mengajak seluruh simpatisan, dan masyarakat yang memberikan salinan KTP untuk bersiaga diverifikasi KPU. Masyarakat yang sudah memberikan salinan mintailah tolong sekali lagi untuk mendatangi PPS, ketika verifikasi faktual dengan metode sensus masyarakat bersangkutan tidak berhasil ditemui.  Bila perlu Panwaslu pun harus turut serta. Ajaklah organisasi-organisasi, lembaga-lembaga lainnya untuk turut serta memantau verifikasi ini.

Berjibakulah karena disinilah ujian pertama kalian yang sesungguhnya dalam kancah politik praktis Indonesia. Berusahalah, berkeringatlah, berdoalah. Ada banyak cara agar pendukung Ahok ini bisa terverifikasi. Ah masak ngumpulin sejuta saja bisa, disensus kok nggak bisa. Bisalah. Yakin.

Bila Ahok menjawab, “tidak terimakasih, aku akan ikut Parpol”.

TA harus, bisa menerima dengan lapang dada. Artinya perjuangan kalian cukup sampai sejuta KTP. Jangan Baper dan juga jangan putus asa karena itulah politik. Kalian sudah memberi warna dalam politik Indonesia. Kalian sudah ikut dalam sebuah proses politik yang paling banyak disorot, diberitakan, disiarkan bahkan sampai dimasukkan dalam berita di luar negeri.

Walaupun demikian, aku masih punya keyakinan. Ahok bukan orang yang gila kekuasaan. Ahok bukanlah orang yang gila harta. Ahok adalah orang yang gila kerja untuk kebaikan. Nggak percalah kliklah link ini.

Ahok adalah orang yang bisa dipegang omongannya. Ahok adalah orang yang menghargai kerja keras bawahannya. Jadi Menurutku pun Ahok sampai saat ini masih tetap memegang komitmennya dengan TA. Yo, check this link. Yo, check this link.

Kalau Ahok mengkhianati TA, ehemmm yakin deh Ahok akan kalah dengan mudah. Warga Jakarta akan menghukumnya.

Aku percaya Ahok akan menjadi ksatria. Bila Ahok terus bersama TA dan seluruh komponen yang mendukungnya tetap dijalur independen simpati masyarakat akan mengalir lebih dari sejuta.

Jadi anak muda, tersenyumlah. Sejuta ktp sudah didepan mata. Anak muda semangatlah. Anak muda bersatulah dengan masyarakat yang ingin Jakarta baik. TA antarkanlah Ahok ke KPU. Bangun, bangun, bangun ini sudah bedug Maghrib. Walah mimpi tadi yo.

Salam Kompasiana

Salam Politik Sehat

Nb. Kalau ada yang nonton acara Aiman di Kompas TV yang mencoba verifikasi faktual silahkan ditulis. Aku di dusun dak biso nonton. Kalo pun nak nonton di dunia maya, dak tetarik jaringannya, lemot. Ha ha ha ha. Salam. Roaming ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun