Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Ustad Gagap Dunia Maya

14 Juni 2016   08:20 Diperbarui: 14 Juni 2016   08:32 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosial media sudah merambah ke seluruh sendi kehidupan. Tanyalah pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Pembelian quota data terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun Demikian pula dengan telepon pintar mulai dari yang sederhana hingga ke yang canggih pemakainya terus meningkat. Seluruh sendi kehidupan sudah terhubung satu sama lain. Kami yang jauh di Punggung Bukit Barisan Sumatera pun tak ketinggalan terkoneksi satu sama lain.

Bahkan, saat ini seorang ustad pun harus pandai atau kalaupun telat sedikit, ya harus belajar sedikit demi sedikit mengenai sosial media. Bila tidak, sang ustad akan ketinggalan isu dan zaman. Zaman sudah berubah.

Ada seorang murid bertanya pada ustadnya, “Pak apa hukumnya hidup di dunia maya, karena ada teman yang setiap harinya hidup dengan dunia maya, belajar pun malas” tanya si murid pada ustad. Sang ustad pun langsung dengan suara keras mengatakan, “haram hukumnya hidup dengan perempuan tanpa nikah. Apalagi ini masih anak-anak,” kata sang ustad.

Dijawab oleh sang murid, “ustad, maya itu bukan perempuan”. Sang ustad pun langsung menyambar, “apalagi kalau dia laki-laki, sesama jenis. Haram-haram hukumnya,” kata ustad.

Jamaah buka bareng yang pesertanya anak-anak pesantren, alim ulama dan tokoh-tokoh organisasi keagamaan yang ada di Lahat langsung serentak tersenyum, bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal. Ya, itu potongan ceramah yang disampaikan oleh Ustad Taufik.

“Itu kalau ustad tidak update. Ustad jangan gagap dunia maya. Aku dan anak-anak sekalian di sini juga butuh update,” kata Taufik.

Walaupun update, ditambahkan oleh Taufik, dunia maya itu bagai dunia tak bertuan dan tak ada yang mengaturnya. “Semua serba boleh. Tinggal dicari. Anak-anak sekalian, kalian mesti mencari yang baik-baik saja ya. Pelajaran-pelajaran mengaji, tafsir Quran dan lain sebagainya ada di dunia maya. Hal yang positif dan membantu pengembangan diri kalian”.

“Jangan kalian cari yang porno-porno atau malah ikut-ikutan porno. Kamu dak maju, hidup rusak. Dak dapat pahala pulok,” kata Taufik yang langsung disambut dengan tawa sebagian besar anak-anak yang hadir.

Usai buka bareng yang dilanjutkan dengan Sholat Maghrib berjamaah, anak-anak pesantren ini pun ngobrol bareng dengan sesama temannya dari pondok pesantren lainnya yang ada di Lahat. Heeemmm, silaturahim di bulan suci Ramadhan ternyata begitu indah di pendopoan rumah dinas Bupati Lahat. Semoga mereka menjadi penerus syiar agama, rahmatan lil alamin.

Yuk, check it dot.

Jamaah dari pesantren dan masyarakat umum
Jamaah dari pesantren dan masyarakat umum
Ustad Taufik
Ustad Taufik

Jamaah putri dari pesantren
Jamaah putri dari pesantren
Jamaah putri pesantren
Jamaah putri pesantren
Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva'i bersama ulama tertawa
Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva'i bersama ulama tertawa
Salam Kompasiana

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat Sumatera Selatan

Salam KOMPAL

kompal-logo-575f5b42527a61a510b6dfb9.jpg
kompal-logo-575f5b42527a61a510b6dfb9.jpg
Semua gambar dokumentasi pribadi kecuali Logo KOMPAL milik Admin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun