Marawis dari Remaja Masjid Taqwa Desa Tanjung Payang menjadi pembuka buka bareng (Bukber) di pendopoan rumah dinas Bupati Lahat, Jumat kemarin. Marawis ini menjadi penarik warga yang datang untuk langsung duduk di bawah tenda.
Suasana mendung yang kemudian berubah menjadi hujan deras bercampur angin membuat warga yang ada di bawah tenda kelabakan. Air menetes, belum lagi embun dari hujan yang tertiup angin menyapu warga yang sudah duduk.
Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i meminta pada warga untuk pindah ke pendopoan, bergabung dengan ibu-ibu. Pindahanlah warga ke pondopoan di tengah hujan yang semakin deras.
Ustad Agus Sucipto yang menjadi penceramah di tengah hujan mengajak jamaah untuk melakukan banyak kegiatan yang bersifat menebar kebaikan. “Bulan Ramadhan adalah bulan baik. Semua kegiatan diganjar oleh Allah lebih dari bulan-bulan lainnya.”
Bahkan menurut Agus, orang-orang beriman justru mengharapkan seluruh bulan menjadi Bulan Ramadhan karena kebaikan dan juga keistimewaannya.
Ketika Ustad Agus sedang berceramah, seorang jamaah agak berteriak melihat tenda yang dipasang di depan pendopoan ternyata sudah penuh dengan air dan besi penyangganya pun sudah melengkung. Terpal yang dipenuhi air hujan terlihat melendung.
Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i bersama beberapa jamaah spontan maju ke depan untuk menahan dan menyondol agar air yang ada di terpal agar cepat keluar, turun. Bila tidak, bisa saja, rangkaian tenda akan ambruk dan bisa membuat kerusakan yang lebih parah. Hanya dalam hitungan detik, air pun lalu bisa ditumpahkan dan tenda serta karpet pun menjadi basah.
Aksi ini membuat ceramah terhenti sesaat dan kemudian dilanjutkan lagi. Berhubung sudah mendekati waktu berbuka, Ustad Agus pun langsung mengajak warga untuk berdoa dan menutup ceramah di tengah hujan deras.
Saifudin Aswari Riva’i atau Kak Wari ketika berbuka dengan takjil meminta semua jamaah untuk membawa takjil yang masih tersisa. “Berhubung hujan dan yang datang sedikit, takjilnyomasih banyak. Bawak bae kagek kalo balek”, kata Wari.
Temanku yang “bujangan” yang kerja Senin-Jumat di Lahat dan Sabtu-Minggu mudik ke Palembang mengungkapkan selalu saja ada hikmah dari suatu kejadian. “Jangan lihat musibah air yang hampir membuat roboh tenda. Tapi yalihat, kita yang bujangan ini bisa dapat takjil lebih”, katanya sambil tersenyum. Hadooouuooohhhni teman.
Jangan lihat Kak Wari yang bupati, lihatlah dia yang mengambil keputusan dengan cepat untuk menahan dan meminta jamaah lain untuk menyundul air diterpal yang sudah melendung keberatan. “Padahal kakinyomasih sakit karena kecelakaan,” tambahnya lagi.
Jamaah lain yang mendengarkan celetukan temanku ini cuma bisa tersenyum senyum. Aku memilih diam dan menikmati sebutir kurma yang ada di dalam kotak takjil. “Alhamdulillahbisa berbuka. Alhamdulillahrangkaian tenda tidak roboh”, kataku dalam hati.
Ah, lets check it dot.
Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat Sumatera Selatan
Salam KOMPAL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H