Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kades Belajar Iqra

9 Juni 2016   13:20 Diperbarui: 9 Juni 2016   13:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sholat Maghrib berjamaah penutup kegiatan

Jangan pernah malu untuk bertanya. Malu bertanya sesat di jalan. Jangan pernah malu untuk belajar al-Quran. Malu belajar al-Quran bisa sesat di dunia dan akhirat.

Buka bareng yang dilaksanakan di rumah dinas Bupati Lahat, sore kemarin membuat ratusan undangan yang hadir tersenyum sekaligus mengingatkan diri sendiri. Ustad Amir Hamzah yang menjadi penceramah menjelang buka puasa menyampaikan beberapa pokok materi.

Dengan suara yang pas dan tegas materi mengenai kepala desa (Kades) yang belajar Iqra sangat menarik perhatian Kompasianer. Pandangan masyarakat kebanyakan, Iqra itu untuk anak-anak yang belajar dasar mengaji sebelum belajar membaca al-Quran padahal metode Iqra juga bisa dipakai oleh remaja dan orang dewasa untuk belajar.

Ustad Amir Hamzah menyatakan, ada Kades yang mendatangi dirinya kalau dirinya tak bisa membaca al-Quran dengan baik. Si Kades mengaku malu dan ingin belajar. “Kades malu sama anaknya yang masuk SMA unggulan dan si anak ini pandai membaca al-Quran. Pada waktu membaca al-Fatihah, waktu menjadi imam sholat Maghrib, Kades ini agak sedikit salah baca. Setelah selesai sholat, si anak mengingatkannya,” kata Amir.

Disarankan oleh Amir untuk belajar Iqra. Dalam beberapa bulan si Kades mendatangi dirinya lagi dan mengungkapkan kalau dirinya sudah bisa membaca al-Quran. “Alhamdulillah,” kata Ustad. Sang Ustad tak mau menyebut nama karena buka bareng di rumah dinas Bupati Lahat kali ini pesertanya adalah ketua RT, RW, Kadus, Kades, lurah dan camat.

Pesan yang ingin disampaikan adalah, “kita semua harus belajar. Tua, muda, lelaki perempuan harus belajar al-Quran dan ilmu agama lainnya. Ilmu duniawi juga perlu belajar. Jangan sampai ketinggalan. Dengan belajar, hidup kita akan menjadi lebih baik lagi,” kata Amir.

Kasak kusuk mengenai siapa Kades sempat terjadi tetapi Pak Ustad langsung menyambung untuk apa. “Boleh dites, dari seluruh yang hadir di sini. Sebagian saja mungkin yang bisa membaca al-Quran dengan baik dan benar. Namanya cukup untuk saya dan bagi yang belum bisa baca al-Quran dengan baik dan benar, silahkan belajar lagi. Jangan malu. Lebih baik malu dan belajar daripada malu tidak bisa membaca al-Quran,” kata Amir.

Hujan yang sempat turun rintik sore kemarin membuat suasana menanti buka puasa menjadi agak lebih adem. Heemmm. Usai membatalkan puasa dengan takjil, dilakukan sholat Maghrib berjamaah.

Pulangnya beberapa teman masih senyum-senyum. “Penasaran nih,” tanyaku pada teman. Dijawab si teman, “idak. Lah aku dewek be jugo masih belum biso nian baco al-Quran. Aku jugo masih belajar”.

Terima kasih Pak Ustad Amir Hamzah sudah mengingatkan.  Terimakasih Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i yang menyediakan tempat dan takjil sehingga hati ini jadi tergores tuk belajar lagi.

Eits. Tunggu dulu. Yuk, check it dot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun