Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Virus Teman Ahok vs Virus Flu Singapura

6 Juni 2016   08:29 Diperbarui: 6 Juni 2016   09:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua anak muda, Amalia dan Richard sudah membuktikan nyali mereka. Yup. Mereka bersama teman-temannya sudah bernyali mendirikan komunitas Teman Ahok. Sebuah komunitas yang mendukung Ahok untuk maju ke Pilgub DKI 2017 melalui jalur independen. Kalau mereka tak bernyali, tentu mereka tidak akan berani melawan hegemoni politik partai politik yang membelenggu setiap Pilkada.

Bully, serangan nonfisik sampai saat ini sudah bertubi-tubi tetapi mereka tetap eksis. Mereka tetap berkerja mengumpulkan KTP dan saat ini sudah mendekati satu juta KTP. Satu target tantangan dari Ahok yang mereka tantang pula untuk keluar dari jalur politik biasa. Sebuah pencapaian anak muda yang patut diapresiasi. Ketika hampir sebagian besar anak muda tak berani terjun ke politik. Teman Ahok justru terjun bebas, bertarung, berpikir keras dan bekerja bekerja bekerja mengumpulkan KTP.

Ada yang simpati ada yang tidak, itu biasa dalam politik. Dalam proses itulah sebenarnya Teman Ahok masuk dalam kawah chandradimuka politik praktis yang keras di Indonesia.

Kepercayaan diri yang tinggi dari Teman Ahok yang muda-muda, penuh semangat menyala dan kreativitas mereka yang tinggi membuat sinar itupun sampai ke luar negeri. Jangan dikira aksi mereka tak sampai ke luar negeri. Dunia yang sudah terhubung melalui sosial media, dan satunya melalui Kompasiana ini menarik simpati.

Yea. Gerakan mereka pun disambut di luar negeri. Simpati itu namanya. Undangan untuk bertemu dan berdiskusi melalui jalur makanan di Singapura pun bak gayung bersambut. Nama Amalia dan Richard pun maju. Dua nama yang gambar dan videonya jelas terpampang dibanyak media. Aduh dua nama yang menggema mewakili Teman Ahok masuk ke negara yang memiliki konsep politik yang jauh berbeda dengan di Indonesia.

Unwanted Person, demikian peringatan dini yang dikeluarkan oleh Imigrasi Singapura. Boro-boro mau bertemu dan berdiskusi dengan simpatisan, baru turun dari pesawat saja mereka sudah disambut hangat oleh Imigrasi Singapura. Cerita selanjutnya ya ramai. Sekali lagi ada yang simpati dan yang tidak.

Bahkan, teman Teman Ahok ada yang emosi, memprovokasi melalui media sosial untuk mendatangi Kedubes Singapura karena Amalia dan Richard diisolasi. Walau akhirnya teman Teman Ahok sendiri meminta maaf atas provokasi tersebut. Sebuah sikap yang sangat sangat sangat patut dicontoh. Kalau salah ya minta maaf.

Singapura jelas tak mau kebobolan. Gaya politik menjalankan pemerintahan mereka yang berbeda tentunya tak ingin nyala simpati Teman Ahok juga akan menulari pemikiran anak muda Singapura. Jadi mereka pun dideportasi balik ke Indonesia.

Nyali sekali lagi nyali Teman Ahok patut diacungi jempol. Hal yang patut dicatat dalam kejadian ini adalah gerakan Teman Ahok sudah menarik simpati di luar negeri. Sebuah gerakan anak muda yang berani keluar dari pakem politik tradisional. Mereka berusaha memberikan contoh berpolitik yang bisa dilakukan oleh anak muda lainnya untuk kebaikan.

Ahok pun patut diacungi jempol karena memberi tantangan dan sekaligus menerima tantangan dari Teman Ahok.

Teman Ahok mestinya jangan membawa virus flu independen ke Singapura karena pasti akan dideteksi dini. Kalau virus flu independen sudah menyebar pada anak muda di Singapura ya payah mengobatinya dan butuh biaya sosial politik yang sangat besar. Obatnya baru ada di 2017. Sebaliknya, virus flu Singapura yang biasa muncul di musim panas ini, dan suka menyerang anak-anak, bisa cepat diatasi dengan datang saja ke Puskesmas dengan menggunakan KJS.

Salam Kompasiana

Salam Politik Sehat

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat Sumatera Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun