Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tegakkan Nilai Menghormati Sesama Pemain Bola

26 Mei 2016   13:14 Diperbarui: 26 Mei 2016   13:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan ditiru ya adik adik yang nonton. Narik celana kok di lapangan bola. Aduuuhhh

Sepak Bola adalah olahraga yang dibenci tetapi dirindu. Dikatakan dibenci karena dalam setiap perhelatan besar selalu memakan korban sehingga masyarakat pun jeri dan geram. Tawuran, kerusuhan bahkan sampai menelan korban jiwa sering terjadi. Padahal aparat keamanan sudah berusaha untuk menertibkan tetapi tetap saja korban berjatuhan.

Dikatakan dirindu karena olahraga ini sudah mendarahdaging dalam masyarakat. Bahkan kalau di Lahat, ada istilahnya all star yang pemainnya rata-rata sudah diatas 30-an tahun ke atas. Bahkan ada yang sudah berumur 50 tahunan. Mereka ini sekitar sebulan sekali, melakukan pertandingan persahabatan dengan pemain-pemain seusianya di seputaran Kabupaten Empat Lawang, Pagar Alam, Muara Enim, Prabumulih dan Lubuklinggau, baik tandang maupun kandang. Di Kompasiana sendiri, pro dan kontra pembekuan PSSI sempat meninggikan tensi trafik penggemar bola. He he he he.

Entah apa yang membuat tag line FIFA seperti respect, no racism, fair play yang selalu disampaikan sebelum pertandingan tetapi di lapangan kurang ditaati. Apa karena tag line itu Bahasa Inggris ya jadinya banyak yang gak tahu sehingga ya kembali ke asal no respect, racism, no fair play.

Sudah ah. Tulisan ini hanya akan melaporkan betapa gilanya Wong Lahat dengan olahraga bola ini. Tidak percaya, hampir setiap bulan ada turnamen bola di tahun 2016. Turnamen ini diadakan mulai dari partai politik yang ada di Lahat, Koni Lahat, Dispora Lahat hingga ke masyarakat umum di tingkat kecamatan.

Terakhir, adalah turnamen Piala Bupati Lahat yang digelar di Lapangan Kodim 0405 Lahat. Pertandingan ini diikuti oleh 20 klub bola. Bupati Lahat H Saifudin Aswari Riva’i biasanya kalau diakhir sambutannya ketika membuka pertandingan bola selalu mengingatkan pemain untuk menghormati satu sama lain. “Jangan berkelahi, jangan nendang keting (baca: kaki) yang ditendang bola. Ini sepakbola bukan sepak keting. Kito bubar bae kalo sampe ribut. Keputusan ado di wasit,” kata Aswari yang lebih dikenal dengan Wari.

Bupati Lahat H Saifudin Aswari Riva'i
Bupati Lahat H Saifudin Aswari Riva'i
Biasanya sih pemain senyum, bahkan ada yang tertawa. Artinya apa yang disampaikan oleh Wari sudah nyambung. Salah satu pemain All Star Lahat, David mengakui kalau sudah mulai ada perbaikan. “Kalau ribut-ribut besar sampai berkelahi sudah tak pernah lagi. “Ya teriak-teriak. Minta tolong sama wasit itu biasa. Memang untuk mencontoh jadi pemain sekelas pemain profesional Eropa masih jauh.  Anak-anak muda ini yakinlah kalau mereka main bagus, menghormati sesama pemain akan teringat terus hingga tua,” kata David.

Ah. Eh. Yuk, lets check it dot. Gaya dan ulah pemain di Piala Bupati Lahat 2016.

Kejar bola. Eh ada wasit di depan
Kejar bola. Eh ada wasit di depan
Jangan ditiru ya adik adik yang nonton. Narik celana kok di lapangan bola. Aduuuhhh
Jangan ditiru ya adik adik yang nonton. Narik celana kok di lapangan bola. Aduuuhhh
Hampir gol. Kiper untung bisa nepis kepala eh bola. Tipis banget kan
Hampir gol. Kiper untung bisa nepis kepala eh bola. Tipis banget kan
Selamet gawang. Untung posisi tepat
Selamet gawang. Untung posisi tepat
Kadispora Lahat Sahabadi menutup kejuaraan
Kadispora Lahat Sahabadi menutup kejuaraan
Ketua Koni Lahat yang juga pemain bola All Star Lahat membagikan piala pada pemenang
Ketua Koni Lahat yang juga pemain bola All Star Lahat membagikan piala pada pemenang
Masih ada yang nakal. Kalau dinakali dan dibalas nakal lagi ya jadi ribut. Capek deh. Berita bola kok yang jadi berita utama kok ributnya. Yuk dimari, mulai menghormati pemain satu sama lain. Jangan rasis atau SARA karena kita sama-sama manusia dan olahragawan. Yo, main bagus sesuai dengan etika dan teknik bola. Ada wasit yang jadi pengadil. Jangan mencederai sesama pemain. Untuk penonton, berhentilah saling ejek. Hormatilah satu sama lain. Nikmatilah bola sebagai tontonan yang menghibur. Belajar dan kita lakukan sama-sama ya. Kami di Lahat sudah memulainya.

Salam Olahraga

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat Sumatera Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun