[caption caption="Lurah Sari Bungamas (Berblangkon) bersama warganya | Dok. Pribadi"][/caption]Lurah Sari Bungamas Kecamatan Kota Lahat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan memang tidak netral. Kalau Lurah lainnya, mungkin tak mau ngurusi warganya yang akan tanding sepakbola ataupun tanding voli ke luar kelurahannya. Alasan utama, dengan mata pasalnya jelas sibuk dan banyak pekerjaan kelurahan yang harus diselesaikan. Sebaliknya, bagi Lurah Sari Bungamas, Budi Utama dan Staf Tata Pemerintahan, Reno Wibowo justru malah suka mengurusi warganya yang tanding ke luar kelurahan. Si lurah dan stafnya ini memihak tim kelurahannya.
Mereka rela berpanas-panas bersama warganya untuk mengikuti kejuaraan sepakbola yang diselenggarakan oleh salah satu partai politik. Partai politik ini memang hampir setiap tiga bulan sekali mengadakan kejuaraan sepakbola antar klub di Kabupaten Lahat. Pesertanya tidak hanya dari Lahat sendiri tetapi juga dari kabupaten tetangga seperti Empat Lawang, Pagar Alam, Muara Enim, dan PALI.
Lihat saja gayanya di pinggir lapangan Stadion Gelora Lahat. Dengan blangkon di kepala dan baju dinasnya masih di pakai si lurah bergaya bak Mourinho dan sang staf bergaya bak Pep Guardiola. Memberikan semangat warganya (baca: timnya) kalau diserang untuk menutup rapat pertahanan, atau menyabarkan dan menguatkan warganya kalau kena sliding lawannya.
Menang atau kalah itu biasa. Paling penting proses dan sportivitas yang harus dijunjung tinggi. Mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Bola kaki memang olahraga yang ada di mana-mana dan bisa ke mana-mana. Olahraga bisa, olahraga politik bisa. Politik bisa, politik olahraga juga bisa. Jadi yaaaaa.... Mau apa aja ada di olahraga alias PALUGADA.
Â
Ah andai saja, pemimpin di tingkat kelurahan mau seperti ini semuanya tahu masalah warga dan kebutuhan warganya serta mencarikan solusinya, demikian pula untuk pemimpin tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan pusat/presiden. Hmmmm.
Satu hal penting jangan tawuran. Wong olahragakan kok dibuat tawuran. Jangan lah yau.
Kembali ke lurah yang gak netral, ya bagus. Itu artinya si lurah memang membumi dengan warganya. Walau PNS dia kan mesti siap 24 jam toh. Tokoh panutan. Tokoh penyemangat dan tokoh penyabar terakhir tokoh solusi serta kreatif.
Sudah itu saja. Sip Pak Lurah, maju terus dengan ketidaknetralannya. Wong itu untuk kebaikan warganya ternyata.
Salam dari punggung bukit barisan Sumatera Lahat Sumatera Selatan.
*) Semua foto dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H