Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Petenis Luar Jawa Butuh Kompetisi Teratur (Bagian 1)

13 Januari 2016   11:43 Diperbarui: 13 Januari 2016   12:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduh Bolanya Lewat

Berlatih-berlatih-berlatih. Konsisten-konsisten-konsiten. Disiplin-disiplin-disiplin. Barangkali itu adalah kata-kata yang sering dilontarkan oleh para pelatih cabang olahraga, tak terkecuali cabang tenis lapangan. Membina petenis muda, anak-anak butuh kesabaran level tinggi atau bisa juga hampir tak bertepi.

Hampir setiap sore, puluhan anak-anak berlatih di Lapangan Tenis Tiara Lahat. Secara konsisten biasanya ada Om Ovel, Mas Yanto, Mas Genggeng dan H Nuki. Kadang ada juga bapak-bapak lain yang melatih kalau nih "pelatih anak-anak" terlambat datang.

Hari Minggu pertengahan minggu kedua Januari 2016 dibuatlah pertandingan kelompok umur antar anak-anak yang sering berlatih di Lapangan Tenis Tiara. Pertandingan ini sebenarnya pertandingan tutup tahun 2015 lalu, tetapi karena mengikuti Kejuaraan di Padang akhirnya ditunda hingga pertengahan Januari.

Ada pertandingan tenis mini untuk anak-anak yang baru berlatih tenis. "Ini untuk mengenalkan dan melatih pukulan anak-anak. Nah, kalau yang sudah agak mahir ya main tenis betulan," kata Mas Yanto.

Tenis Mini

Engkol

Awas Serv Ku

Booomm

Hmmmm

Melayang

Yang Gemes Nonton Berdiri Gak Apa-apa

Pertandingan yang dimulai dari pagi ini memang meriah. Teriakan dan dukungan orangtua makin menambah seru dan tegang pertandingan. Kalau si anak mengalami kesalahan ya tetap diberi semangat. Biasanya kalau sudah diberi semangat, anak-anak bermain ngotot, bahkan bisa muncul pukulan-pukulan ajaib yang mendapat tepukan tangan dari penonton.

Saking semangatnya, ada juga anak yang sedih pasca kalah. Tetapi mereka tetap diberi semangat kok, dan diharuskan untuk sportif menerima kekalahan ataupun kemenangan. "Namanya anak-anak tidak bisa dipaksakan. Mereka butuh contoh. Kita yang tua inilah yang memberi contoh," kata H Nuki.

Sedih Iya Sportivitas Dijunjung Tinggi

Upsss. Bapak-bapak pun ada yang memanfaatkan lapangan kosong dengan main tenis sembari menunggu jadwal anak-anaknya main. Jadi lapangan itu tak ada yang kosong. Wakwakwak buah tak jatuh dari pohonnya memang agak betul. Orangtua hobi tenis, anak pun biasanya ikut. Walau tak semuanya, loh. Ada anaknya yang hobi main tenis, orangtuanya cuma dukung doang, teriak-teriak. Hehehe

Jangan Dilihatin Dong

Lelah Gempor Dulu Ahhhh

Setelah pertandingan, H Nuki memberikan wejangan mengungkapkan kalau dari waktu ke waktu semua petenis ini menunjukkan peningkatan perbaikan pukulan. "Latihan terus ya. Nah, pertengahan Februari nanti ada kejuaraan tenis di Tanjung Enim. Kita akan akan ikut ya," kata Nuki.

Cheersss Bagi Piala

Semoga Prestasinya Bisa Tinggi Lagi

Anak-anak butuh pertandingan, kompetisi yang teratur. Atmosfer latihan dan pertandingan itu berbeda jauh. Ikut pertandingan di luar daerah itu juga mengasah mental tanding. Untuk kawasan Sumatera Selatan, kejuaraan tenis kelompok umur sangat jarang dan tidak dilakukan secara teratur.

Berlatih-berlatih-berlatih. Konsisten-konsisten-konsisten. Disiplin-disiplin-disiplin. Susah dievaluasi kalau tidak ditunjukkan dalam kontes pertandingan. Diakui oleh H Nuki, "pertandingan di Pulau Jawa itu banyak dan hampir setiap bulan diadakan di berbagai kota. Evaluasi pemain jadinya bisa dilakukan usai berlatih dan bertanding," kata Nuki.

Jadi... ya balik ke judul.

Salam olahraga kepada Pemangku Kepentingan di tingkat tinggi, menengah dan bawah.

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun