Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Untuk Lahat: Revolusi Pangan Itu Dimulai dari Marga Mulya

4 November 2014   19:07 Diperbarui: 4 April 2017   16:39 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wari mengungkapkan kalau diantara rombongan ada kepala Dinas Pertanian, ada kepala Dinas Peternakan dan juga dinas-dinas lainnya serta kepala desa-kepala desa yang ada di Kikim Timur dan sekitarnya. "Kita akan bantu alat-alat pertaniannya. Kita akan bantu 10 ekor sapi ya supaya kotorannya bisa dimanfaatkan kompos. Ini semua untuk kelompok bukan untuk pribadi. Kalau bisa sapinya beranak lagi supaya makin banyak sapinya dan kotorannya juga banyak. Jangan dipotong ya. Jagalah dengan baik," kata Wari yang langsung disambut tepuk tangan warga.


Warga pun mengadakan makan bersama dengan Wari dan rombongan dengan beras organik serta sayuran organik. Ada tempe bacem, tahu, lele goreng, lalapan, dan gudeg. Semua masakan kampung.
Wari pun memilih untuk makan di bawah tenda. Sambil makan dengan menggunakan tangannya Wari pun diajak berfoto oleh warga. Tanpa sungkan sambil makan dengan tangan, Wari dan warga berfoto ria.

1415076564789740483
1415076564789740483

Makan dan Foto Bareng
Beras organik, sayuran organik dan makanan ringan seperti keripik ubi dan pisang laris manis. Semua dijual. "Ayo-ayo ini selada organik. Tanpa bahan kimia. Ini sehat. Bisa untuk lalapan langsung tentunya dicuci dulu," kata seorang petani sambil tertawa.

Sebelum pulang warga mengajak Wari untuk melihat pisang dengan bertandan dua. Kalau biasanya satu pohon pisang hanya berbuah satu tandan dengan teknologi sederhana, jantungnya dibelah, satu pohon pisang bertandan 2. Ini tentunya meningkatkan hasil pangan.

[caption id="attachment_332935" align="aligncenter" width="210" caption="Pisang Bertandan 2"]

14150766501035493728
14150766501035493728
[/caption]

Menjelang naik ke mobilnya Wari dikejar warga sambil membawa beras orgndan anik 5 kg. "Ini untuk Pak Wari. Mohon dicoba di rumah. Kalau dulu Pak Wari tak datang mungkin saya tak jadi petani organik," kata Suwardi.

Wari pun menjawab, "terimakasih. Sekarang saatnya kalian bangkit untuk menjadi sejahtera. Kalian sudah bekerja keras untuk memberi makan kami. Hasil padi kalian bisa dinikmati saya, keluarga dan masyarakat banyak. Terimakasih saya belajar banyak hari ini mengenai arti bangga menjadi petani," kata Wari sambil berpelukan dengan beberapa petani yang menghantarkannya sampai ke pintu mobil.

[caption id="attachment_332936" align="aligncenter" width="213" caption="Bupati Lahat H Saifudin Aswari Riva"]

1415076718490121489
1415076718490121489
[/caption]

[caption id="attachment_332938" align="aligncenter" width="216" caption="Suwardi Koptan Marga Mulya"]

14150768661309853051
14150768661309853051
[/caption]

Wari sendiri sebelumnya meminta pada petani Marga Mulya untuk menerapkan sistem pertanian organik di semua bidang tanaman pangan. "Kalau masyarakat kita itu kalau sudah ada contoh pasti akan ikut. Yakinlah karena sistem ini murah, hasilnya melimpah. Kalian harus siap untuk dipanggil dan memberikan contoh pada petani lain di daerah lain," kata Wari. Revolusi pangan dari sistem konvensional menggunakan pestisida dan obat-obatan kimia menjadi sistem pertanian organik sudah dimulai dari Desa Marga Mulya, Kikim Timur, Lahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun