Mou kehilangan sihir ? Pertanyaan itu seperti masih menggantung di awan tatkala MU kalah dari Liverpool 1-3. Bobotoh Liverpool beramai-ramai bersorak "don't sack Mourinho (jangan pecat Mourinho)." Salah satunya karena Mou belum dipecat dari MU yang ditukanginya sejak 2017. Tetapi berselang dua hari Mou dilengserkan, konon dengan uang lepas 15 juta pound.
Selama masa itu rekor MU tidak sesuai dengan nama besarnya. Selama kariernya di pelbagai klub besar Mou juga mundur atau pindah klub di tahun ketiga.
Mou kehilangan sihir mungkin juga karena lawan-lawan tangguh MU sudah semakin kuat : Manchester City, Tottenham dan Liverpool sudah jauh mapan dan berlari kencang. Arsenal masih belum diperhitungkan karena klub itu baru bangun dari tidur panjang. MU sebaliknya seperti kehilangan jati dirinya. Gamang, tanggung, rapuh, kurang gigitan. Penonton gemas melihat tim besa.r itu mudah kelimpungan dan putus asa melawan klub tanggung
Mou juga semakin pragmatis. Sepakbola menyerang semakin ditinggalkannya. Ketika melawan Liverpool (18/12/18), MU bukan seperti klub jaman Ferguson yang serang! Serang!serang! Tidak heran penguasaan bola Liverpool hampir tiga kali lipat dari penguasaan MU. Jurus defensif juga disukai oleh Sir Alex Ferguson tetapi jurus bertahan masa itu dilengkapi dengan disiplin para pemain. Mereka membentuk garis pertahanan sejajar, komunikasi pemain bertahan baik dan jebakan off side berjalan mulus. MU jaman Mou bertahannya boleh dibilang berantakan.
Mou jago berkilah. Ia mengatakan Liverpool mempunyai pemain yang fisiknya hebat. Ia menyebut para pemainnya rawan cedera sehingga kalah adu fisik dengan Liverpool. Gol Livepool terakhir juga keberuntungan karena menyenggol kaki bek MU lebih dulu.
Tetapi semua kilah itu semakin menjadi ciri khas Mou. BBC Sport malahan menulis "Jose Mourinho : Bos MU kelihatan seperti kapten yang tidak puas dari kapal yang sangat tidak bahagia." Prestasi klub sebesar MU yang saat ini hanya berjuang untuk bisa menggapai posisi 4 dari Liga Primer Inggris sungguh mengecewakan.
Hasil maksimum menjadi nomer 4, bukan juara bagi MU adalah aib. Sepertinya masalahnya ada di dalam. Mou seringkali bermusuhan, atau membuat permusuhan dengan pemain kuncinya. Sekarang ini di MU ia diberitakan berseberangan dengan Pogba, pemain berbakat yang angin-anginan. Lukalu sempat dibangku cadangkan dalam beberapa pertandingan sehingga penyerang itu sewot.Â
Bahkan sekarang menjadi jelas kenapa Barcelona tidak merekrut Mou waktu itu. Ferran Soriano, Kepala Eksekutif Manchester City, yang dulu di Barcelona bilang Mou ditolak oleh Barca karena ia "menciptakan konflik dengan media hampir terus menerus."
Sewaktu di Real Madrid, Mou menghadapi kelompok pemain yang tidak puas yang dimotori oleh Iker Cassilas. Kiper Real itu sekarang mengomentari Mourinho sebagai sedang di ujung akhir kariernya. Casillas marah besar waktu itu karena ia dikatakan pada usia 37 berada di puncak bukit kariernya, artinya ia sudah mentok. Iniesta malahan menuduh Mou menyebabkan perseteruan Real dengan Barca menjadi sengit sehingga terbawa sampai ke tim nasional Spanyol.
Jelas Mou semakin didesak waktu untuk mengangkat MU kembali ke jajaran elite Liga Inggris. Kewajiban itu menjadi tidak mudah karena tim papan atas sudah semakin menemukan bentuknya. Ketika ia dikontrak tahun 2016 Mou menunjukkan taringnya. MU memenangi Piala lIga dan Piala Eropa pada awal musimnya. Tahun lalu masih lumayan karena MU berada di posisi 2 di Liga Primer dan Piala FA .
MU bermain bola kurang menarik. Gaya permainan MU menjadi pertanyaan. Bekas bek Arsenal, Michael Keown bilang para pemain MU seharusnya mengabaikan saja pelatihnya. Mereka harus menikmati permainan bola serta berusaha menemukan identitasnya. Permain MU meladeni Liverpool adalaah permainan terburuk mereka dalam 25 tahun, tambah Keown.