Penjualan anggur Bordeaux yang tergolong kelas mahal menurun karena panenan yang buruk dan penurunan permintaan dari pasar RRT. Percaya atau tidak, produsen anggur Prancis itu mengakui bahwa pemberantasan korupsi di China mempengaruhi penjualan anggur.
Berita itu bila diruntut ke belakang akan memberikan pembenaran bahwa gaya hidup mewah yang diujudkan dengan kegemaran barang mewah berkait erat dengan korupsi. Beberapa contoh sudah menjadi klasik
1. Imelda Marcos, isteri almarhum presiden Philipina, memiliki 2.700 pasang sepatu. Koleksi sepatu itu campuran antara produk lokal terkenal dan impor merk Ferragamo, Givenchy, Chanel, Christian Dior, Charles Jourdan and Bally. Jenisnya beragam mulai dari tumit tinggi, ceper, sepatu bot dan sandal. Sebuah museum sepatu milik Imelda bahkan sudah didirikan (ABCNews.com)
2. Ben Ali presiden Tunisia selama 23 tahun (sudah digulingkan, korban gerakan rakyat - Arab Spring), memiliki aset mewah seperti mobil (al. Lamborghini, Bentley, Cadillac), yacht, barang seni, permata dan istana yang menjadi milik isteri Ben Ali. Ada 1.200 jenis seperti perhiasan, jam tangan, lukisan. Jas Ben Ali sendiri seharga 3.400 USD sepotong dan pakaian isterinya sampai 4.500 USD sepotong. Hasil lelang barang jarahan presiden itu memberikan hasil 500 juta USD ke kas negara sejak tahun 2011 (Transparency International).
3. Penggeledahan rumah dan apartemen Najib Razak, bekas PM Malaysia, diungkapkan laporan kepolisian bahwa sebanyak 15 kotak berisi tas bermerek Chanel, dengan sebagian besar ditemukan di dalam musala yang ada di dalam rumah Najib. Kemudian sebanyak 37 tas wanita berbagai merek ditemukan di dalam ruang penyimpanan yang ada di lantai satu rumah Najib. Rinciannya terdiri atas 8 tas Versace, 10 tas Gucci, 5 tas Oscar de la Renta, 2 tas Prada, 2 tas Roberto Cavalli, 4 tas Louis Vuitton dan masing-masing satu tas Michael Kors, Valentino, Dolce & Gabbana, Piana Clerico, Chanel juga Loewe.
Lalu sedikitnya 10 jam tangan mewah ditemukan di dalam kamar salah satu anak Najib. Rinciannya adalah tujuh jam tangan merek Rolex dan masing-masing satu jam tangan merek Patek Philippe Geneve, Richard Mille dan Hublot (Liputan 6.com) Â
4. Di Indonesia, salah satu contohnya akhir-akhir ini, koleksi mobil mewah Bupati Hulu Sungai Tengah Abdul Latief meliputi Hummer H3, Cadillac Escalade,Lexus S70, Jeep Wrangler, BMW 640i Coupe dll.(Viva.com).
Uang hasil korupsi dapat dibilang termasuk uang yang mudah didapat dan jumlahnya sangat besar, maka tidak heran apabila dibelanjakan untuk barang barang mewah. Pandangan itu ternyata tidak sepenuhnya benar karena yang terjadi sebaliknya, Keinginan untuk memiliki barang mewah malahan mendorong orang untuk korupsi. Pelaku korupsi yang mengumpulkan berbagai macam barang mewah dalam waktu yang singkat menunjukkan bahwa ia korup karena ingin memiliki barang-barang itu.
Barang mewah dalam bentuk perhiasan emas, batu mulia, lukisan dan barang seni mudah sekali diselundupkan. Maka pembelian barang mewah itu juga bertujuan untuk menghilangkan jejak korupsi. Sedangkan pembelian properti, kapal dan mobil mewah memang lazim digunakan untuk menghilangkan jejak pencucian uang.Â
Laporan Transparency International (2017) menyimpulkan bahwa barang dan aset mewah sendiri dapat digunakan untuk pembayaran transaksi korupsi. Barang barang mewah itu digunakan sebagai alat suap ke pejabat korup.
Laporan Transparency International itu menarik karena menyebut negara Afrika seperti Nigeria menjadi negara yang penjualan minuman champange tinggi, termasuk 20 terbesar di dunia. Padahal penduduknya pendapatan per kapitanya tidak sampai 2 USD! Bila dikaitkan dengan indeks korupsi, negara itu dapat skor 29 dari nilai maksimum 100.
Barang mewah memberikan status sosial yang tinggi. Gengsi. Keinginan itu menjadi dorongan untuk melakukan korupsi. Banyak dari kita tidak tahu kabupaten Hulu Sungai Tengah yang disebutkan di contoh di atas itu dimana? Ternyata daerah itu di Kalimantan Selatan.
Seorang pakar peneliti budaya Geert Hofstede mengatakan bahwa jenis budaya Indonesia itu memiliki jarak kekuasaan (power distance) yang tinggi antara pemimpin dan bawahan. Artinya, bawahan, artinya juga rakyat, Â itu cenderung tunduk kepada pemimpinnya. Nah, bagaimana kalau para pemimpin suka hidup mewah kemudian karena itu suka korupsi? Apakah gaya hidup itu tidak menular ke rakyatnya sehingga rakyatnya korupsi (kecil-kecilan tentu saja).
Lingkaran korupsi yang tidak habis-habisnya di negeri ini mungkin karena pelakunya suka barang, suka hidup mewah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H