Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartini adalah Tokoh Dunia

21 April 2018   07:00 Diperbarui: 21 April 2018   08:08 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bupati Jepara bertindak lebih jauh sebagai generasi berikutnya. Ia mengirimkan anak-anak perempuannya ke sekolah bahasa untuk orang Eropa di Semarang agar mereka bisa berbahasa Belanda.

Saudari-saudari Kartini

Trio Kartini, dan dua orang adiknya Roekmini dan Kardinah merupakan ujung tombak gerakan emansipasi yang mereka cita-citakan. Kartini menjadi saudara yang paling vokal, yang mengobarkan semangat. Wafatnya yang mendadak meninggalkan cita cita yang tidak terselesaikan. 

Roekmini sepeninggal Kartini bisa meneruskan sekolah untuk perempuan yang sudah didirikan di rumah tetapi sayangnya hanya sampai 1905 ketika orang tuanya meninggal dunia. Sepeninggal orang tua itu, keluarga disuruh pindah dari kabupaten yang sudah ditinggali selama 25 tahun. Diduga, intrik di dalam bangsawan Jawa dan dengan pemerintah Kolonial menyebabkan keluarga itu terdepak. Sekolah Kartini tidak ada peminat dan dukungan lagi. 

Dari buku yang saya baca Roekmini disebutkan lebih nasionalis daripada Kartini yang lebih melawan adat istiadat. Roekmini berjasa untuk mengembangkan industri kerajinan kayu di Jepara. Roekmini (1880 -1951) yang jarang kita sebut bahkan kita kenal menjadi anggota pergerakan Budi Utomo. Ia perempuan Jawa yang waktu itu bisa memilih jodohnya sendiri. Ia pernah melamar sebagai pegawai sebuah Bank tetapi ditolak karena perempuan.

Perhatian dari Dr Abenanon

Pemerintah Belanda pada masa itu melihat pentingnya pendidikan bagi perempuan pribumi. Menteri Pendidikan dan Industri Hindia Belanda JH Abendanon menaruh perhatian terhadap pendidikan bumiputera sebagai dampak dari kuatnya dorongan politik etika dari Belanda. Kebetulan ia mendengar cerita tentang Bupati Jepara yang berpikiran maju, maka bersama isterinya ia mengunjungi Jawa.

Di awal abad 20 itu (1901) Dr Abendanon ditemui oleh Kartini dan saudari-saudarinya dalam busana Jawa yang elok. Pesona diperoleh bukan hanya dari busana itu tetapi dari kelancaran mereka dalam berbahasa Belanda. 

Dalam perjalanan hubungan mereka Kartini menyebut isteri Dr. Abendanon sebagai ibu kecil (moedertje). Dukungan dan peneguhan yang diperoleh dari petinggi Belanda dan isterinya sungguh berarti bagi penerusan cita cita Kartini. Dr Abendanon itu berjasa untuk menyimpan dan menyunting surat-surat dari Kartini sehingga bisa kita akses sampai sekarang.

Dokumentasi lebih lengkap dari tentang Kartini tidak bisa diperoleh dari almarhum meskipun pemerintah Belanda sudah berusaha. Ahli waris almarhum tidak diketahui lagi jejaknya.

Kehidupan yang Tiba Tiba Terputus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun