Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bank Vs Tekfin

13 Maret 2018   09:09 Diperbarui: 13 Maret 2018   09:18 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesaing bank saat ini terdiri dari Telco, Tekfin dan start-up. Uang--elektronik tidak menjadi monopoli bank tetapi bisa dijalankan oleh telco seperti Tcash (Telkomsel), Paypro (Indosat). Total sudah ada 25 uang-elektronik yang pegang ijin dari BI, 11 di antaranya bank.

Bank sepertinya perlu menyadari fungsinya sebagai intermediasi keuangan yang masih punya pasar yang belum kenal bank (unbank). Kenya dan India misalnya memperoleh manfaat dari TIK untuk inklusi keuangan bagi masyarakat yang tidak bisa dilayani jaringan perbankan. Maka potensi bank dalam inklusi keuangan yang selama ini kurang dilirik menjadi penting dengan munculnya tekfin.

Generasi milenial sebagai nasabah Bank merasakan pelayanan dan produk Bank tidak ada bedanya. Ketika mereka bisa akses ke internet, maka Bank tidak dibutuhkan lagi. Untuk menjangkau lebih luas ke generasi milenial maka diperlukan strategi yang berbeda. Kemungkinan akan terjadi pembagian: bank yang menguasai proses back end, sedangkan tekfin menguasai front end. Fenomena tekfin yang melakukan jenis usaha mirip bank mendorong regulator AS mempertimbangkan tekfin mendapatkan lisensi, special bank charter-(Bloomberg 16 Mar 2017).

Ke depan TIK akan menguasai kehidupan. TIK akan membuat fungsi pembayaran dapat lebih murah Singapura mencanangkan diri menjadi masyarakat pembayaran elektronik untuk mengurangi pembayaran tunai dan cek. Ternyata tanpa e-payment, biaya yang ditanggung negara dihitung setahunnya $ 2 milyar (2016). Besar, karena itu 0,5% GDP. Ambisi negara itu sangat besar, rakyatnya didorong habis untuk mempunyai kompetensi TIK. China sudah lebih dulu maju. Rakyat yang melek TIK di sana mungkin paling tinggi di dunia.

Majalah The Economist melalui laporan Intelligent Unit 2015 mengatakan, pemenang "perang" bank vs tekfin adalah nasabah yang mendapatkan harga lebih murah, produk inovatif dan pelayanan yang lebih baik. Tekfin juga berjubel jumlahnya menarik perhatian dari pengguna ponsel dan internet. Seleksi alam akan memunculkan pesaing bank yang sebenarnya. Meskipun demikian pesaing sudah di depan mata.

Pandangan tentang Bank dan Tekfin

  • "Mereka semua ingin menyantap makan siang kami. Masing-masing akan mencobanya," Jamie Dimon, CEO J.P. Morgan (Bank Investasi) mengatakan kepada para pemegang saham.
  • Tekanan dari pesaing berbasis teknologi "akan memaksa bank untuk mengotomasi bisnisnya besar-besaran" artinya "jumlah cabang dan karyawan di sektor jasa keuangan bisa turun sampai 50% dalam 10 tahun ke depan. Bahkan dalam perkiraan yang lebih lunak, penurunannya sedikitnya 20%." (Antony Jenkins, mantan CEO Barclays Bank)
  • Estimasi Citibank, beberapa tahun ke depan 30%- 50% cabang akan hilang di negara maju.
  • Estimasi Deutsche Bank, dalam 10 tahun ke depan, tidak ada lagi transaksi tunai (Ted Talks)
  • Dunia membutuhkan jasa bank tetapi bukan dari Bank yang sudah serupa dengan dinosaurus (Bill Gates 1994).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun