Seorang pria berinisial EF (32 tahun) warga Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah nekat terjun ke dalam sumur, pada hari Selasa (30/1/2024) sore. Diduga, korban yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta itu gelap mata dan berusaha mengakhiri hidupnya karena terimpit masalah ekonomi. Kapolsek Kemangkon Iptu Heri Iskandar menceritakan, sebelum terjadi insiden itu, korban dan istrinya datang ke rumah ibu kandungnya untuk meminta bantuan. Orangtua korban bersedia membantu melunasi utang korban di bank.
Meski sudah dibantu, permasalahan korban ternyata belum selesai. Korban merasa depresi karena ternyata masih terlilit utang di aplikasi pinjaman online (pinjol) sekitar Rp 9 juta. Pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIB kakak korban mendengar suara keras benda terjatuh di sumur dan ternyata EF menceburkan diri ke dalam sumur. Masih beruntung EF dapat diselamatkan oleh Tim Damkar dan segera mendapat perawatan di Rumah Sakit.
Ini mencerminkan bahwa orang bisa depresi dengan pinjaman online apalagi yang sifatnya illegal dimana biasanya bunga pinjaman yang mencekik dan penagihan yang tidak manusiawi sehingga membuat orang yang memiliki pinjaman stres dan depresi yang akhirnya nekat melakukan bunuh diri.
Kasus EF ini hanya salah satu dari ratusan kasus-kasus yang bikin geleng-geleng kepala soal pinjaman online alias pinjol. Kasus-kasus yang lainnya lebih berat lagi antara lain sampai bunuh diri bersama keluarganya dan membunuh orang lain. Ada kasus anak 5 tahun juga dibunuh karena alasan pinjaman online. Benar-benar dunia sedang tidak baik-baik saja.
Sebenernya apa yang sedang terjadi di masyarakat kita ini dan di negara tercinta ini?
Â
Banyak orang terjebak Pinjol, terlebih Pinjol Ilegal, karena prosesnya yang cepat dan syaratnya yang sangat mudah. Dibandingkan dengan pinjaman bank yang perlu verifikasi ketat dan waktu yang lama, pinjol ini  solusi instan bagi orang yang sedang kepepet butuh uang cepat. Tinggal unduh aplikasi, isi data, langsung dapat uangnya!!! Sangat sangat  mudaahhh....!!!!
Tapi sayangnya, kemudahan ini seringkali membuat kita lupa bahwa ada risiko besar di baliknya. Pinjol umumnya memasang bunga yang tinggi dan waktu pengembalian yang pendek. Akibatnya, mereka yang telat sedikit saja langsung kena denda, yang akhirnya menumpuk jadi utang yang sangat besar. Apalagi Pinjol illegal, mereka akan melakukan penagihan dengan tidak manusiawi melalui teror, baik pagi siang maupun malam tidak mengikuti jam kerja serta dilakukan bisa dengan online maupun mendatangi tempat tinggalnya. Hal ini yang membuat peminjam menjadi malu, depresi dan stress, yang akhirnya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Kalau sudah seperti ini, mau nyalahin siapa? Orang yang berhutang, pemilik pinjol, pemerintah, atau Tuhan?
Yang pertama semua pihak termasuk saya dan Anda yang sedang membaca artikel ini, harus bereaksi positif, literasi keuangan harus sampai kepada semua masyarakat baik yang kaya maupun yang miskin, yang berpendidikan S3 maupun yang cuma lulusan SD, Profesi Guru, Dosen, pengusaha, petani, ojol, orang tua maupun anak sekolah, semua harus paham akan keuangan dan pinjol khususnya.