Grr... Mahasiswa berdemo, wujud partisipasi kaum intelektual muda dalam membangun bangsa. Serentak di beberapa kota, Medan, Jakarta, dan kota lainya. Ini adalah suatu bentuk kesadaran kolektiv mahasiswa atas ketidakberesan pengelolaan negara ini, terutama dalam pembuatan kebijakan. Ini merupakan momentum melihat SBY dari sisi lain, tidak sebatas dari sisi DEMOKRASI VISUAL a.k.a PENCITRAAN.
Dua hal yang menjadi momentum :
1. Century Gate
Dalam koran nasional disebutkan bahwa SBY dalam hal ini sebagai kepala negara mendorong untuk membuka kasus centruy sejelas - jelasnya, dan mendukung penuh pembetukan pansus oleh DPR.
tapi apa yang terjadi, SBY terkesan enggan menanggapi pertanyaan2 rakyat melalui PERS mengenai Century, seperti paranoia. Paranoia ? Yup!! Tiba tiba menggelar rapat komunikasi politik bersama pimpinan dan wakil pimpinan lembaga negara, untuk apa? Logika sederhana adalah untuk memperkuat konstelasi partai politik pendukung agar tidak melakukan Pemakzulan (lebih populer disebut impeachment). So What ? Begini bung, kalau tidak salah atau ada sesuatu yang salah mengapa harus paranoid.
Kasus ini juga menunjukan bagaimana SBY dalam hal ini secara tidak langsung mau mencuci tangan, dengan membebankan semua "kesalahan" pada Sri Mulyani dan Prof. Dr. Boediono. Sebab SBY bersembunyi dibalik argumen "saya sedang berada di luar negeri", What !! Kepala negara bersikap seperti itu ?? Dimana budaya militer yang membentuk pribadi beliau yang "SATRIA". Konteks undang - undang tata kelola negara menyebutkan, bahwa MENTRI hanyalah PEMBANTU PRESIDEN dimana garis tanggung jawab ke Presiden, dan PRESIDEN bertanggung jawab atas semua kebijakan pemerintahan langsung kepada Rakyat !!
Kami, Mahasiswa, kecewa mengapa SBY terkesan bersikap seperti itu. Sikap apa yang kami harapkan ? Bersikap "Satria", seperti apa kongkritnya ?? Silahkan beliau mendefiniskan sendiri, yang kami tahu sikap beliau saat ini tidak menunjukan hal itu.
2. Free Trade Aggreement ASEAN - China
Hehehe, pasti sudah tahu isunya kemana. Tanah air dibanjiri produk China, matinya perlahan atau mungkin cepat, industri lokal (lihat industri tekstil T_T). Indonesia belum siap dengan konsep FTA yang benar - benar terbuka. Pemerintah seperti melakukan BUNUH DIRI. Apa bukti kongkrit kita belum siap :
a. BANYAK PETANI INDONESIA MASIH MENGGUNAKAN CANGKUL !!! Indikasi nyata belum siapnya industri lokal.
b. Cek ke pasar tanah abang tanya semua pedagang tekstil, darimana mereka mendapatkan barang. JAWABNYA pasti China, karena lebih murah (untungnya bisa berlipat2) dan kualitas tidak jauh beda dengan tekstil Indonesia.
Meskipun para PRO FTA mengatakan Indonesia juga punya komoditas untuk di ekspor ke China, YES, that's right my brother !! but, you need to remember, impor lebih banyak dibandingkan ekspor !! Dengan kata lain neraca perdagangan dengan CHina bisa (tambah) MINUS !!
Mau tahu siapa yang telah merasakan "INVASI" ekonomi CHINA?? Amerika Serikat. Sedikit bercerita,
Subprime Morgtate bukanlah pemicu awal Krisis Finansial yang terjadi di sana. Ekonom Noordsy menyebutkan alur sederhana ini :
NERACA Perdagangan AS dengan China minus -> Layoff besar - besaran -> Korban Layoff sulit bayar kredit rumah -> Terjadi Subprime Mortage (kredit macet) -> Lembaga Finansial Collapse (like Lehmann Brothers) -> Krisis Finasial
Apa yang mau disampaikan ? Sangat mungkin skenario diatas terjadi di Indonesia.
Apa yang seharusnya bisa dilakukan pemerintah dalam hal ini WILL dari SBY ? Seharusnya pemerintah melakukan negosiasi ulang mengenai penundaan pemberlakukaan FTA dengan China.
Tapi SBY tidak punya Will untuk itu !! Padahal kita punya bargaining Position untuk itu. Tindakan Pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan2 tertentu pasca FTA hanyalah sedikit mreduksi akibat yang mungkin terjadi .