Memerdekakan ramadhan dari belenggu syaitan harus diawali dengan menata hati dengan sabar, karena menurut para ahli bahwa sabar adalah menahan. Melalui proses sabar ini berarti kita melakukan proses mengurangi otoritas hawa nafsu terhadap diri. Selama sebulan ini, kita diajarkan untuk menahan makan, minum, berbicara buruk dan bersenggama ( bagi yang sudah menikah) di siang hari. Proses menahan memang berat, ketika di siang hari harus menahan keinginan-keinginan. Akan tetapi inilah proses belajar untuk melawan hawa nafsu, sampai mengkerdilkan keberadaannya. Namun, bagaimana kita bisa mengecilkan peran hawa nafsu, apabila malam hari juga kita tidak bisa menawan godaan untuk menikmati keinginan secara berlebihan. Perilaku seperti itu tidak akan membawa perubahan pada diri, karena perubahan diri akan terjadi apabila terjadi perilaku yang berkelanjutan dan saling menguatkan.
Sabar dapat di kelola dengan baik, apabila kita sudah menentukan visi kita dengan baik. Melalui visi yang bertujuan jelas, maka kita akan memperoleh perubahan di akhir ramadhan, bahkan akan berlanjut di bulan-bulan setelah ramadhan. Empat cara untuk membentuk pribadi yang sabar adalah pertama, Perbanyaklah membaca buku atau bacaan yang memiliki banyak manfaat. Kedua, Banyak berdo'a dan meminta pada Allah agar kita selalu memiliki hati yang kuat bertahan dalam kebaikan. Ketiga, memperbanyak shaum di luar bulan ramadhan, jadikanlah shaum ramadhan tahun ini sebagai latihan, dan yang keempat adalah menjaga pandangan, karena pandangan merupakan sarana yang efektif untuk mempengaruhi hati dan pikiran.
Setelah memperoleh hati yang lapang dada melalui proses sabar, maka langkah selanjutnya adalah menghancurkan belenggu-belenggu syaitan dengan pengelolaan pikiran yang jernih melalui proses tawwakal. Pengertian tawwakal menurut Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani adalah, "Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan." Tawwakal akan menuntun kita pada pikiran yang tenang dan tentram, karena kita telah meyakini bahwa hanya Allah SWT sebagai segala sesuatu yang menentukan hasil dari apa-apa yang kita telah usahakan.
Sabar dan Tawakal adalah kunci dasar kita untuk tetap berada dalam fitrah Allah SWT. Melalui kedua upaya tersebut, hati akan selalu merasa lapang dada dan pikiran akan selalu dalam keadaan jernih. Karena, Melalui sabar yang menguat, maka hawa nafsu akan mengecil dan tidak berdaya untuk mempengaruhi pikiran dan hati. Akhirnya pikiran selaras dengan hati dan kembali sesuai fitrahnya, tanpa tergerus intervensi hawa nafsu. Pada Akhirnya kita akan menjadi insan yang berkualitas di hadapan Allah   SWT, dan menjadi Insan yang siap bertahan dengan kualitas ibadah yang terbaik di bulan ramadhan tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H