Proses Menjadi Imam
Setelah tamat dari St. Thomas Backet, maka pada akhir musim panas 1692 Montfort menjalani studi teologi di Rennes di bawah bimbingan para imam Yesuit. Dia juga melanjutkan studinya di Paris dan tinggal di seminari Saint-Sulpice di bawah bimbingan Pastor Claude de la Barmondiere.Â
Dalam masa ini, Montfort juga mendapatkan pekerjaan tambahan untuk mencari uang derma bagi komunitas karena waktu itu mereka mengalami krisis yang hebat dengan menjaga jenasah. Bagi Montfort tugas menjaga jenasah adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Ia mengemis bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk teman-teman siswa, dan orang miskin yang melarat yang di jumpainya di jalan. Perjumpaan-perjumpaan dengan kematian itu bagi Montfort merupakan tema-tema renungan.Temannya Blain menceritakan bahwa ia berdoa sambil berlutut selama empat jam dengan tangan terkatup dan tubuhnya tak bergerak.
Kegiatan Misinya
Selama hidupnya Montfort melakukan banyak misi. Mulai dari misi Pontchateau, misi di Lucon, misi di La Garnache, misi di La Rochelle, misi di Kalangan prajurit, misi di pulau Yeu, misi di Sallertaine, misi di Courcon, misi di Saint Lo, misi di Saint-Christophe, misi di Rouen, misi di Rennes, misi di Mervent, misi di Vouvant, Fontenay-le-Comte, misi di Villiers-en-Plaine, misi di Saint-Laurent-Sur-Sevre. Grignion de Montfort melaksanakan misinya dengan baik dan mencapai kesuksesannya dalam berbagai tempat misi.
Dimana saja ia mewartakan cinta dan kebijaksanaan Tuhan, ia mampu membuat orang lain berbalik ke jalan Tuhan. Seruan-seruannya menggugah mereka yang lamban, mencela yang malas dan picik, dan memberi pengharapan kepada yang miskin. Dengan semangat cinta kasihnya, seorang pengembara Tuhan ini telah menjadi panutan banyak orang dan para misionaris.
Siapa Yesus Menurut Monfort: Yesus adalah penyelamat orang berdosa dan Mengampuni orang yang berdosa
Pada akhir Juli 1712 Grignion kembali ke La Rochelle seperti pada tahun sebelumnya. Dia merencanakan untuk tinggal lagi di pertapaan St. Eligius pada musim panas. Para warga La Rochelle merasa senang bahwa sang misionaris yang pernah sukses di kota itu, kini berada kembali ditengah-tengah mereka. Selang beberapa waktu saja Montfort menjadi buah bibir dan namanya bahkan terkenal di salon-salon terkemuka di kota itu. Orang-orang bertanya tentang rahasia kekuatan Montfort yang tak terlawankan yang mampu mempertobatkan orang-orang.
Benigne Page, Puteri seorang pegawai tinggi pajak mendengar semuanya itu dan tertawa. Ia menantang yang lain untuk bertaruh bahwa ia tidak akan terkesan oleh Grignion. Pada hari berikutnya Benigne Page memasuki kapel dengan gaun yang menarik perhatian dan sengaja mengambil tempat duduk tepat di depan mimbar. Ketika Grignion menaiki mimbar, mau tidak mau ia melihat gadis itu. Sesaat terjadi kesunyian yang menegangkan. Orang mengetahui bahwa Montfort sungguh bisa menjadi marah sekali kalau orang menyalahgunakan rumah Allah untuk mempertunjukkan suatu lelucon. Benigne Page telah memperhitungkan hal itu dan memancing kemarahan itu, ia memandang Montfort dengan sikap menantang. Tetapi Grignion diam, berbalik ketabernakel, berdoa selama beberapa saat lalu memulai kotbahnya.
Kristologi Montfort: Penyelamat Orang Berdosa
Pengalaman pertobatan Benigne Page, Saya refleksikan Kristologi Montfort sebagai penyelamat orang berdosa. Disini saya melihat Montfort menghadirkan wajah kerahiman Allah yang mengampuni orang berdosa. Wajah kerahiman Allah tersebut nyata lewat sikap Montfort yang dengan tulus mengampuni Benigne Page yang adalah orang berdosa. Allah tidak membiarkan manusia terus-menerus menderita dan jatuh dalam dosa. Namun seringkali manusia mempertanyakan kebaikan dan belas kasih Allah.Â