Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Segamit rasa, kita bersua dalam relung kontemplatif
Hingga aku merasa ditukik badai cinta, di dunia yang gaduh
Sekali waktu dalam untaian drama hari
Engkau menyatu dengan wangi-wangian baju buram si pengemis lepuh
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Engkau seperti kupu-kupu terbang melintang
Bercengkrama diatas pagoda alam
Di langit biru yang penuh para junta gemetaran
Berawakan gelombangtopan tawa yang berwajah menawan
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Engkau tak ada di sini, telah mati dari kefanaan
Namun dalam dekapan cintaku
Engkau tak pernah mati dari pusaran rindu
Engkau terlalu anggun dan bermakna untuk mati dari ingatan
Engkau abadi dalam hati setiap insan yang hidup bagi Allah
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Engkau telah menjadi bagian dalam keabadian
Berkelana rohani bagi umatnya yang nestapa
Mengukirkan jiwa Marial pada sanubari insan pemuja Allah Tritunggal
Tuk mengubah gelagapan gamang menjadi canda riang
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Engkau mencebur diri dalam jiwa miskin
Menjadi miskin tuk memeluk kebebasan sejati
Mengambil risiko untuk Allah
Tuk mengguyur rahmat pada manusia berdosa
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Engkau pendekar warta yang penuh seni
Tampil dalam drama musical
Bertajuk "Jalan menuju surge"
Montfort,, Izinkanlah kami menyimpan namamu
Tak pernah kusesali diriku
Yang telah memberikan diri
Engkau yang ada di sana
Peganglah jiwaku untuk selamanya
Terima kasih atas warna yang engkau lukiskan dalam hati kami
Izinkanlah kami menyebut namamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H