Mohon tunggu...
Daniel Oslanto
Daniel Oslanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rasanya lebih sulit berganti klub kesayangan ketimbang berganti pasangan (Anekdot Sepakbola Eropa) - 190314

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Supporter Itu (Bukan) Konsumen

6 Februari 2016   19:18 Diperbarui: 7 Februari 2016   10:23 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan pendapatan dari hak siar menjadikannya sektor utama pemasukan bagi klub. Kebijakan tidak populis seperti menaikkan harga tiket pertandingan untuk fans seharusnya tidak perlu dilakukan. Sebagai perbandingan, Tottenham, klub yang berada di kota London hanya mencatatkan £ 44 juta dari sektor tiket (hanya sepertiga dari Arsenal yang di kota yang sama),Chelsea, yang juga di kota London hanya mencatatkan £ 71 juta dari sektor penjualan tiket pertandingan. Namun, keduanya mencatatkan nilai £ 95 juta (Tottenham) dan £ 140 juta (Chelsea) dari hak siar pertandingan.

Liverpool berencana menambah pundi-pundi dari sektor tiket pertandingan untuk musim depan senilai £ 2 juta. Dengan peningkatan nilai tiket pertandingan, Arsenal bisa mengharapkan kenaikan jutaan poundsterling untuk musim depan. Sebuah kebijakan yang cukup klise, mengingat sebenarnya untuk klub setenar Liverpool dan Arsenal sangat mudah mendapatkan peningkatan pendapatan puluhan juta poundsterling dari sektor komersial, maupun sponsor. Alih-alih mencoba untuk meningkatkan pendapatan sektor komersial yang sebenarnya lebih potensial, Arsenal dan Liverpool justru “memeras” fans mereka. Sungguh logika yang sangat menggelikan.

Suporter Itu…

Sebagian orang berangggapan skeptis mengenai pengaruh penting suporter terhadap sebuah klub sepakbola. Coba bayangkan, bagaimana sebuah pertandingan sepakbola tanpa adanya penonton. Kesan pertama adalah sepi dan sunyi. Salah satu yang membuat pertandingan sepakbola menarik untuk ditonton adalah yel-yel dan teriakan suporter yang memenuhi stadion.

Mereka bernyanyi sepanjang pertandingan, mereka berteriak ketika gol tercipta, mereka bertepuk tangan ketika pemain yang bermain apik di sepanjang pertandingan ditarik keluar lapangan. Penonton memberikan sensasi dan apresiasi di dalam sebuah pertandingan. Atribut-atribut yang mereka perlihatkan betapa mereka sangat mendukung tim kesayangan mereka, dan mereka menyebut nama-nama pemain idola mereka, untuk menyemangati sang idola saat mengolah si kulit bundar.

Faktor fans dan suporter menjadi sangat krusial bagi tim. Kehadiran mereka mampu mengangkat moral para pemain yang bertanding di lapangan. Contoh teranyar adalah Manchester City. Demi mendapatkan dukungan moral saat mereka akan melakoni laga tandang di Ukraina, menghadapi Dinamo Kiev pada babak 16 besar Liga Champion dua pekan depan, City membantu menyusun perjalanan suporternya ke Ukraina. Tiket yang perlu dibayarkan “hanya” £ 4,5. Sungguh berbanding terbalik dengan “perlakuan” manajemen Liverpool dan Arsenal kepada fansnya.

Bila kenaikan harga tiket signifikan setiap tahunnya, jangan salahkan fans bila memilih menonton di rumah. Jangan salahkan fans bila stadion tak lagi ramai, dan pertandingan tak lagi menarik tanpa suara mereka yang menggelagar di stadion. Jangan salahkan fans bila ketidakmenarikan ini membuat apparel dan sponsor menjadi skeptis dengan nilai kontrak besar yang diharapkan oleh klub.

Karena fans adalah pelakon terbaik dalam dunia sepakbola. Mereka memberi, mereka membayar, mereka mendukung, mereka berteriak sepanjang pertandingan, mereka tetap menyemangati saat tim kalah, mereka setia bertahan saat tim terpuruk, dan mereka tidak mendapatkan apapun saat tim menjadi juara, selain perasaan bahagia untuk keberhasilan tim itu. Sebuah cinta sejati, tanpa syarat yang seutuhnya, yang benar-benar ada di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun