Catatan Senin,
[caption caption="Kiper Arsenal, Petr Cech (kanan), memeluk John Terry, Kapten Chelsea seusai Derby London yang dimenangi Chelsea. Cech menghabiskan 10 musim bersama Chelsea sebelum bergabung bersama Arsenal musim ini (Daily mail)"][/caption]
Liga Inggris yang menyajikan Laga Derby London pekan lalu, Arsenal menjamu Chelsea di Emirates Stadium menghasilkan begitu banyak cerita. Dimulai dari Diego Costa yang dalam posisi berpeluang mencetak gol, dijatuhkan Mertesacker, sehingga memaksa pengadil di pertandingan ini, Mark Clattenburg mengeluarkan kartu merah kepada Mertesacker. Diikuti oleh pergantian satu-satunya striker Arsenal di pertandingan ini, Olivier Giroud oleh Asene Wenger yang dipertanyakan oleh fans Arsenal. Walcott yang merayakan sepuluh tahun berkostum Arsenal di pertandingan ini, dipercayakan memegang Ban Kapten, dan laga berakhir dengan kemenangan untuk Chelsea, dimana Diego Costa menciptakan gol semata wayang di pertandingan ini pada menitke-23.
Dari sekian banyak momen menarik di pertandingan, tentunya ada momen yang cukup mengharukan. Setelah pertandingan berakhir, Petr Cech, kiper Arsenal mendatangi John Terry, Kapten Chelsea. Cech memberikan pelukan yang begitu hangat kepada Terry. Sebuah momen yang begitu emosional, mengingat Cech menghabiskan lebih dari sepuluh tahun bersama Chelsea dan Terry, sebelum akhirnya musim ini pindah ke Arsenal. Meskipun sudah berseragam klub lain, rasa respek Cech terhadap mantan kaptennya tetap diperlihatkannya, seolah-olah mengatakan, “Duel terus terjadi, tetapi kaptenku tetap abadi.”
Flashback sedikit ke pertandingan, sewaktu Diego Costa cedera dan harus digantikan, Costa tak lupa untuk menghampiri Terry dan memberikan jabat tangan, seperti berkata, “Kapten, aku sudah selesai.” Mungkin terkesan biasa, bagi seorang pemain untuk memberikan perlakuan khusus kepada kapten dilapangan, tapi kita berbicara seorang Diego Costa, pemain yang “Bengal” dan menjadi Enemy Public Number One di Inggris saat ini, memberikan rasa hormatnya kepada John Terry.
John Terry bukan sekedar kapten biasa. Terry adalah pemain Chelsea yang begitu dicintai oleh public Stamford Bridge (Markas Chelsea-red). Memulai karir di Chelsea sejak musim 2000-2001, Terry sudah menghabiskan lebih dari 15 tahun di Chelsea, memenangi berbagai gelar bersama Chelsea. Meskipun permasalahan kehidupan pribadi silih berganti merongrong John Terry mulai dari skandal istri rekan setimnya Wayne Bridge hingga ayahnya yang disinyalir menggunakan narkoba, Terry tetap kalem dan mempertunjukkan performa yang baik di lapangan.
Bahkan ketika isu keretakannya dengan pelatih sebelumnya, Jose Mourinho muncul, Terry tetap kalem menepis semua isu tersebut. Diturunkan maupun dibangkucadangkan, Terry tetap menghormati keputusan sang pelatih sekalipun statusnya adalah kapten tim dan legenda klub. Bahkan Terry tidak membiarkan dirinya memprovokasi pemain lain untuk menentang Mourinho. Terry justru tetap menjaga ruang ganti dari isu-isu yang berpotensi menjadi santapan empuk media Inggris yang terkenal kejam dan terkadang sentimental terhadap pemain tertentu.
Membandingkan Terry dengan “Kapten” lain tidaklah sulit, terutama di pertandingan tersebut. Adalah sosok Francesc “cesc” Fabregas, yang menghabiskan delapan tahun membela Arsenal sejak 2003 dan sempat menjadi kapten sejak 2008 hingga 2011, yang mendapatkan cibiran dan siulan setiap kali memegang bola. Sebagian besar fans Arsenal masih menganggap Cesc sebagai pengkhianat, yang meninggalkan Arsenal pada 2011, walaupun Cesc sendiri memilih tidak pindah langsung ke klub Inggris saat itu, untuk menghormati Arsenal. Cesc memilih “pulang kampung” ke Barcelona, sebelum akhirnya kembali ke tanah Inggris untuk membela Chelsea pada 2014. Meskipun mantan kapten, Cesc tidak mendapatkan perlakuan seperti yang Terry dapatkan dari mantan rekan setimnya. Ya, terkadang sepakbola memang mengajarkan hal seperti ini kepada semua penikmatnya, ketika loyalitas atau kebalikannya menghasilkan sentimen yang berbeda.
Duel terus terjadi, tapi kaptenku tetaplah abadi.