Mohon tunggu...
Daniel Oslanto
Daniel Oslanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rasanya lebih sulit berganti klub kesayangan ketimbang berganti pasangan (Anekdot Sepakbola Eropa) - 190314

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

I Stand by You, Suarez!

25 Juni 2014   21:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:58 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Balotelli dengan kaus : Why Always Me sebagai bentuk protes kepada Media Inggris yang mengintimidasi kehidupan pribadinya) Sumber : Daily Mail

Luis Suarez (brasil2014.kompas.com)

Kolom Daniel Oslanto

I Stand By You, Suarez!

Tadi malam, saya menyaksikan dua partai yang sebenarnya sudah lama saya nantikan semejak digelarnya drawing Piala Dunia 2014, Uruguay vs Italia. Pertandingan yang memang tidak bisa dikatakan membosankan tersebut menjadi heboh di kala Suarez menggigit bahu Chellini. Well, perilaku tak biasa ini mengundang perhatian dunia, hingga ramai-ramai menyampaikan kritikan kepada Suarez. Bisa dipahami bahwa ini bukan pertama kalinya Suarez menggigit lawannya di lapangan. Semasa berbaju Ajax Amsterdam, Suarez mengigit Otman Bakkal, pemain PSV Eindhoven. Musim lalu, Suarez mengigit Ivanovic kala Liverpool bersua Chelsea. Kali ini Chellini menjadi korban dari Suarez. Suarez memang bersalah dan wajar dihukum atas tindakannya tersebut, tetapi tidakkah ada seorang yang berusaha positif betapa sulitnya Suarez beberapa tahun belakangan, terutama di Liga Premier Inggris. Ya, Inggris vs Suarez.

Mari kita bergerak beberapa hari sebelum laga Inggris versus Uruguay. The Sun, salah satu media Inggris membuat sebuah provokasi yang sangat mengerikan. Menampilkan Strurridge, Rooney dan Sterling dengan taring vampir, dan sebuah tulisan : Lets Have Suarez For Dinner, Lads. Sebagai salah satu media besar di Inggris, The Sun membuat sebuah provokasi yang menyudutkan personal Suarez, bukan memberikan sebuah “psy war” kepada Timnas Uruguay, yang mana menjadi hal yang lumrah dalam dunia sepakbola. Seberapa dendamkah Media Inggris terhadap Suarez? Atas kasus dugaan rasisnya kepada Evra yang tidak bisa dibuktikan sampai hari ini? Atau karena gigitannya kepada Ivanovic? Sungguh, media Inggris tak berperasaan.

14036796501196248834
14036796501196248834

((Cover Majalah Sun yang mengintimidasi Suarez jelang Uruguay vs England) Sumber : Twitter)

Suarez tidak sendiri. Balotelli sudah merasakan keganasan dari media, terutama media Inggris yang selalu mencampuri kehidupan pribadinya. Kontroversi yang dibuat oleh Balotelli memang bak kacang goren laris manis bagi media Inggris, dan kerap mengundang kemarahan sang pemain. Tak ayal ketika mencetak gol ke gawang MU, Balotelli memperlihatkan kausnya yang bertuliskan “Why Always Me?”, sebuah sindiran kepada media Inggris sekaligus kampanye untuk menarik simpati fans sepakbola kepada dirinya. Toh, pada akhirnya Balotelli meninggalkan Liga Inggris dan bermain untuk AC Milan. Sebelum Balotelli, Cristiano Ronaldo menjadi Public Enemy Inggris setelah dia memberikan kedipan mata kepada rekannya di bench, setelah Wayne Rooney dikartumeral dalam laga Inggris vs Portugal dalam ajang Piala Dunia 2006. Saya sangat meyakini kemarahan fans sepakbola tidak akan sebesar saat ini bilamana media tidak menggembar-gemborkan hal yang berbau kontroversi.

(Balotelli dengan kaus : Why Always Me sebagai bentuk protes kepada Media Inggris yang mengintimidasi kehidupan pribadinya) Sumber : Daily Mail
(Balotelli dengan kaus : Why Always Me sebagai bentuk protes kepada Media Inggris yang mengintimidasi kehidupan pribadinya) Sumber : Daily Mail

(Balotelli dengan kaus : Why Always Me sebagai bentuk protes kepada Media Inggris yang mengintimidasi kehidupan pribadinya) Sumber : Daily Mail

Kembali kepada Suarez, selama dua musim terakhir menjadi Topskorer Liga Premier Inggris, namun tidak mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan intijensinya dalam bermain sepakbola. Sewaktu menjadi topskorer untuk pertama kali, Suarez gagal menjadi pemain terbaik Liga Inggris karena “ulahnya” tersebut, sehingga gelar tersebut di tangan Gareth Bale. Kali ini, kita tunggu saja akankah gelar pemain terbaik Liga Inggris akan disabetnya, setelah apa yang dilakukannya untuk Inggris (Setelah 2 golnya memberikan Inggris kekalahan di Piala Dunia dan kisah gigitannya kepada Chellini).

Tidak ada asap tanpa adanya api. Suarez adalah pemuda yang meledak-ledak di lapangan, selalu menampilkan keindahan dari seni memainkan si kulit bundar. Ya, Suarez adalah seorang yang sangat emosional. Ketika Liverpool secara mengejutkan dikalahkan oleh Chelsea, dia tak kuasa menahan air matanya, sehabis pertandingan Uruguay vs Inggris, Suarez menangis di bench, ketika dia marah, dia mengekspresikan kemarahannya dengan mengintimidasi lawannya dengan menggigit. Tekanan yang diberikan oleh Media kepada dirinya sangat besar dan terkadang tidak berperikemanusiaan lah yang membuatnya seperti ini sehingga menimbulkan tekanan dan stress tingkat tinggi dalam dirinya.

Suarez memang salah atas kejadian gigitannya kepada Ivanovic, namun seharusnya kisah ini membuka mata FIFA, membuka mata seluruh fans sepakbola seluruh dunia, bahwa Suarez diintimidasi secara tidak adil oleh media. Haruskah kita ikut-ikutan untuk menghujat salah satu pemain dengan talenta terbaik di dunia saat ini? Should be Suarez againts the world?

Whatever. I stand by you, Suarez.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun