Laga Liga Europa tadi pagi menjadi momentum bersejarah bagi Liga Europa dan Italia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Babak 16 besar Liga Europa akan diikuti oleh 5 tim asal Italia. Padahal seogiyanya, jatah setiap negara elit sepakbola ke kasta kedua liga di Eropa ini hanya tiga tim. Namun, dua tim “tersingkir” dari Liga Champions yang merepresentasikan Italia musim ini, AS Roma dan Napoli justru melaju terus di ajang Liga Europa bersama dengan tiga jatah Liga Europa lainnya yang dimiliki oleh Italia.
Dalam sejarah Liga di Eropa, hanya sekali pernah sebuah negara bisa mengirim lima wakilnya ke Liga Champions. Hal itu terjadi saat Liverpool, Juara Liga Champions tahun 2004/2005 hanya berhasil menduduki peringkat lima klasemen akhir Liga Inggris. Mengingat Inggris hanya kebagian empat jatah, dan Liverpool berstatus juara bertahan Liga Champions, maka UEFA selaku pengelola Liga di Eropa (Liga Champions dan Piala UEFA)memberikan “dispensasi” kepada Liverpool. Liverpool diperbolehkan untuk mengikuti Liga Champions dari babak I. Itu berarti Inggris mengirimkan lima wakil ke Liga Champions. Sayangnya, Everton yang menjadi peringkat empat Liga Inggris musim sebelumnya, kandas di babak kualifikasi terakhir Liga Champions dan membuat Inggris hanya berhasil mengirimkan empat tim saja ke babak utama.
[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Juara Liga Champions 2004/2005, Liverpool, mendapatkan dispensasi dari UEFA (credit: ESPN)"][/caption]
Pada tahun 2011, Chelsea kembali mengalami kasus yang sama dengan Liverpool tahun 2005. Menjadi juara Liga Champions, namun Chelsea berada di peringkat lima Liga Inggris, yang berarti tidak dapat mengikuti Liga Champions. Berkaca dari pengalaman 2005, UEFA sudah jauh-jauh hari merevisi regulasi mereka. Inggris hanya bisa mengirimkan empat wakil saja dan juara wajib ikut Liga Champions. Singkat cerita, peringkat empat Liga Inggris, Tottenham Hotspurs harus merelakan jatahnya kepada Chelsea.
Sinyal Kebangkitan Italia
Bila harus jujur, tidak terpikirkan kesempatan bagi Italia menciptakan rekor ini. Menilik lawan-lawan yang dihadapi oleh tim-tim Italia di babak 32 besar tidaklah mudah. Fiorentina bertemu dengan salah satu tim kuat Liga Inggris, Tottenham Hotspurs. AS Roma bertemu dengan tim kuat Liga Belanda, Feyenoord. Torino yang dianggap sebagai tim terlemah dari Italia harus bertemu Atlethic Bilbao asal Spanyol, tim yang menghanguskan mimpi Napoli, tim elit Italia ke babak utama Liga Champions musim ini. Berkaca dari hasil Leg pertama, AS Roma ditahan imbang 1-1 oleh Feyenoord, demikian halnya dengan Torino yang bermain imbang dengan Bilbao dengan skor 2-2. Sulit untuk melihat keduanya mengikuti nasib baik Napoli, Inter dan Fiorentina yang di atas kertas diunggulkan untuk memenangi babak 32 besar.
Tak disangka, semua tim asal Italia ini berhasil memenangi laga. Napoli berhasil menang 1-0 atas Trabzonspor (Turki), Inter menang 1-0 atas Celtic (Scotlandia), Torino menang 3-2 atas Bilbao (Spanyol), Fiorentina menang 2-0 atas Tottenham Hotpurs (Inggris), dan Roma berhasil menang 3-2 atas Feyenoord (Belanda). Italia mengalahkan lima perwakilan negara di Eropa. Menilik hasil yang didapat Italia di kompetisi Eropa musim ini, tanda kebangkitan memang mulai terlihat. AS Roma yang berada di grup neraka Liga Champions bersama Manchester City (Inggris) dan Barcelona (Spanyol) justru memberikan kejutan. Meskipun pada akhirnya kalah head-to-head dengan Manchester City yang meraih poin sama dan membuat mereka turun kasta ke Liga Europa, namun sepak terjang AS Roma yang kembali ke ajang ini setelah sekian lama patut diapresiasi. Juventus sendiri, wakil Italia yang tersisa di Liga Champions memperlihatkan sinyal kebangkitan Italia setelah menang atas wakil Jerman, Borussia Dormund dengan skor 2-1 dan diprediksi bisa melenggang ke babak perempat Final Liga Champions.
[caption id="" align="aligncenter" width="615" caption="Fiorentina berhasil mengalahkan Tottenham di ajang Liga Europa dengan skor 2-0 (aggregat : 5-3) (credit : mirror)"]
Italia yang terus mengalami kemerosotan koefisien Eropa dalam beberapa tahun terakhir seolah terbangun dari tidur. Perlahan tapi pasti, Italia sudah memperlihatkan misi kebangkitan tersebut. Dan menciptakan rekor pada hari ini bukanlah sesuatu yang buruk untuk membuktikan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H