Berlalu sudah dua tahun dari lima tahun perjalanan mencari ilmu di perantauan..
dan engkau merasa tak perlu banyak-banyak membeli barang dan menumpuk barang…
karena engkau tahu sangat menyusahkan membawa itu semua ketika kembali ke kota asalmu..
engkau lebih suka menabung untuk engkau pergunakan kelak ketika kembali ke negeri asal nanti…
engkau lebih prihatin selama di perantauan supaya engkau bisa hidup lebih baik di negeri asalmu..
engkau tak berpikir untuk membuat rumah yang mewah di perantauan..
engkau lebih memilih rumah kontrakan yang murah nan sederhana daripada memibeli rumah di perantauan..
karena engkau berpikir bukan di sini tempat tinggalmu…
bukan di sini dan belum saatnya engkau bersenang-sengan..
tapi nanti di sana di negeri asalmu engkau berharap hidup sukses..
di sana engkau berharap memiliki rumah yang bagus tidak mengontrak..
engkau tak berpikir segera berlama-lama di perantauan..
hatimu selalu bertaut dengan negeri asalmu..
engkau merindukan perjalanan pulang..
hatimu rindu akan sanak saudara dan kampung halaman…
bayangan indah akan hidup yang berkecukupan ketika kelak pulang ke kampung halaman..
demikianlah permisalan hidup di dunia…
permisalan yang seharusnya harus engkau tancapkan dalam hatimu..
duniamu hari ini….
dunia negeri engkau merantau..
Malang, 11 Maret 2010
(Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir. Lalu Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu menyatakan Apabila engkau berada di sore hari maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu. {HR. Al- Bukhariy no.6416)
