2. Etika Teleologis adalah suatu teori yang menyatakan bahwa hasil dari Tindakan moral menentukan nilai Tindakan atau kebenaran Tindakan dan dilawankan dengan kewajiban.
3. Etika Deontologis adalah suatu teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat.Â
Etika Pancasila merupakan cabang filsafat yang dijabarkan dari sila sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu dalam etika Pancasila terkandung nilai nilai ketuhanan, kemanusiaaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Fungsi dari etika Pancasila adalah sebagai pedoman moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, membimbing perilaku individu dan masyarakat.Â
Pancasila dan Etika Kehidupan Berbangsa
1. Sila pertama: "Ketuhanan yang Maha Esa" mengajarkan bahwa agama dan kepercayaan adalah hal yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Dalam konteks etika, sila ini mengajarkan kepada setiap individu untuk memiliki moralitas yang tinggi berdasarkan ajaran agama mereka, serta saling menghormati keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
2. Sila kedua:Â "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" mengandung pesan penting mengenai perlakuan yang adil dan bermartabat terhadap sesama manusia, tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, maupun etnis. Etika yang terkandung dalam sila ini mengharuskan setiap individu untuk berbuat kebaikan, menghargai hak-hak orang lain, dan menjaga keseimbangan sosial.
3. Sila ketiga: "Persatuan Indonesia" menekankan pentingnya persatuan di tengah keragaman yang ada. Sebagai sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, sila ini mengajarkan nilai etika untuk saling menghargai perbedaan dan menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa.
4. Sila keempat:Â "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" mengajarkan etika demokrasi, di mana setiap keputusan harus didasarkan pada musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam tataran moral, ini mengajarkan tentang pentingnya pengambilan keputusan yang bijaksana, adil, dan berbasis pada kepentingan bersama.
5. Sila kelima:Â "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" menekankan pentingnya pemerataan keadilan sosial, yang mencakup pembagian kekayaan, kesempatan, dan akses terhadap berbagai sumber daya. Dalam hal ini, etika Pancasila mengharuskan negara untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan rakyat, terutama mereka yang kurang beruntung.
Meskipun Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman moral dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mengamalkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengamalkan etika Pancasila antara lain:
1. Perbedaan pemahaman terhadap Pancasila di kalangan masyarakat, yang terkadang menyebabkan interpretasi yang tidak konsisten terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.