Mohon tunggu...
MariaM
MariaM Mohon Tunggu... Lainnya - Peracik

Pejuang Di Bawah Nabastala. Aku menanti ditempat penantianku menunggu apa yang akan dijawabNya atas doaku. Aku tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaNya yang gagagl. Jangan lemah semangatmu karena ada upah bagi usahamu. ♥💪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tuhan dan Iblis

2 Juli 2023   10:42 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:28 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

   Seorang guru memberi tugas kepada ketujuh muridnya tentang pandangan mereka terkait Tuhan dan Iblis. Lalu sang guru memberikan dua lembar kertas  kepada para muridnya.
   
     Ketujuh muridnya begitu antusias menuliskan hal yang mereka ketahui tentang kedua sosok tersebut.
     
     Murid pertama dan kedua asik menulis perihal cinta Tuhan yang terbentang tanpa batas waktu dan si  iblis yang kerap menawarkan gemerlap dunia yang menyilaukan mata.
     
     Murid ketiga dan keempat asik  menulis tentang Tuhan yang begitu pengasih dan penyayang serta   iblis sebagai sosok yang serem, ganas, dan penghasut terjahat di jagat.
     
     Murid kelima asik menulis tentang Tuhan sebagai pemegang kuasa tertinggi kerajaan surga dan iblis sebagai penguasa tertinggi neraka.
     
    Sementara murid keenam hanya menatap kedua lembaran yang diberikan oleh sang guru.  Kertasnya terlihat tanpa sedikitpun coretan. Hal itu membuat sang guru merasa heran dan bingung kepada  murid keenam. 

  Sang guru akhirnya bertanya kepada si murid, " mengapa engkau tidak menuliskan apapun di kedua lembaran itu?" Si murid  hanya tersenyum. 

   Melihat tingkah murid keenam sang guru memberikan arahan kepada para muridnya untuk segera menyelesaikan tugasnya karena sebentar lagi waktunya akan habis.
   
   Murid pertama sampai kelima  mengumpulkan tugas yang diberikan oleh sang guru. Sedangkan murid yang ketujuh masih asik menulis pandangannya tentang Tuhan. Sang guru menyuruh murid ketujuh untuk segera mengumpulkan tugasnya karena waktu telah habis.
     
     Si murid  ketujuh akhirnya mengumpulkan  tugasnya pada sang guru. Sang guru begitu kaget karena lembaran sang murid hanya berisi tentang Tuhan dan hanya Tuhan.

 Sang guru lalu bertanya,"muridku mengapa engkau hanya menulis tentang Tuhan. Bukankah aku menyuruhmu untuk menulis tentang Tuhan dan iblis ?"
     
  Sang murid  menjawab," bukankah aku sudah menuliskan tentang iblis sesuai arahan guru? Coba guru lihat dibagian akhir dari tulisanku."
 
      Sang guru begitu terharu melihat apa yang ditulis sang murid, " SAYA TIDAK MEMILIKI WAKTU UNTUK IBLIS" Tulisan itu membuat Sang guru meneteskan air matanya lalu memeluk si murid ketujuh sembari berkata,"berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya"

    Tinggalah si murid keenam. Sang guru masih heran dengan tingkah murid keenam. Kertasnya tidak menulis apapun. Sang guru akhirnya meminta sang murid untuk menghadap kepadanya.


     Katanya, " wahai muridku mengapa kertasmu masih terlihat kosong. Apakah engkau tidak tahu tentang kedua sosok itu?


     Sang murid lagi lagi  tersenyum lalu menepuk bahu sang guru, " guru ... bagaimana aku bisa menulis tentang Tuhan dan iblis sementara aku belum pernah melihat kedua sosok itu"

   Sang guru sejenak terdiam. Ia pun menyuruh sang murid untuk menutup matanya dan meminta fokus pada apa yang akan diucapnya. Sang guru kemudian mengucapkan kata Tuhan secara perlahan sebanyak tiga kali lalu kata iblis sebanyak dua kali. 

   Kemudian  sang guru meminta sang murid untuk  membuka matanya lalu bertanya pada murid keenam, " muridku apakah engkau sudah bisa mendeskripsikan tentang kedua sosok itu?"

 Dengan sigap sang murid menjawab "sudah guruku, aku akan menulis tentang Tuhan dan Iblis pada kedua lembaran  yang telah guru berikan"
 
   Sang guru sangat bersukacita atas hal itu. Dan memberikan kesempatan kepada sang murid keenam.

  Murid keenam terlihat begitu berbahagia saat menulis tentang Tuhan pada lembaran pertamanya.

    " Tuhan adalah Tuhan tak  bisa terdefiniskan oleh kata-kata hanya bisa dirasakan oleh hati dibuktikan oleh perbuatan,perkataan ataupun pikiran. Tak ada yang melebihi  Tuhan dan hanya Tuhan,Tuhan, Tuhan yang tak kehabisan. Tak bisa terukur oleh skala ukuran manusia."

Sedangkan pada lembaran keduanya ia hanya menulis "IBLIS ADALAH SEGALA PIKIRAN MANUSIA YANG BERLAWANAN DENGAN TUHAN"

   Sang guru akhirnya memeluk murid yang keenam lalu berkata, " muridku pergilah ... hiduplah sesuai apa yang engkau yakini."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun