Â
  300M di bawah terang penguasa malam tanah suci, tampak wanita  beruban dengan wajah penuh kerutan meneteskan air mata kala story masa lalunya diputar kembali. Wanita yang dulu berparas jelita kini moleknya perlahan memudar termakan usia. Namun luka masa lalu masih terekam jelas dimemori tak bisa terhapus oleh waktu.
   "Aku telah membelimu dengan harga yang teramat mahal dan telah lunas kubayar !" Selarik kata terucap dari sosok lelaki yang tiba tiba berbaring disamping Maria Magdalena. Atas dasar apa ia mengeluarkan kata berbalut jutaan luka itu, sementara saat memejamkan mata suaminyalah yang menemani namun kala membuka mata laki laki asing yang dia temui. Iblis apa yang telah merasuki jiwa suaminya hingga tega melakukan hal paling brutal pada wanita yang baru saja mengucap sebait janji di Altar Tuhan.
  Awalnya diperlakukan layaknya ratu hingga meraih award wanita terbahagia. Sayangnya Itu hanya sesaat seperti pelangi yang sekilas menebarkan keindahan lalu menghilang ditelan kabut. Segalanya sekedar rayuan maut lelaki brutal yang menjadi suaminya. Sebuah kesalahan besar bagi Maria Magdalena karena terbuai tutur bahasa yang terucap didepan banyak saksi hingga menggetarkan ruang keyakinan dan kebahagian.
  ''Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku baik kemarin, hari ini, esok dan selamanya." Kalimat yang awalnya begitu mulia kini menjadi wabah besar bagi Maria Magdalena. Pikirnya mahar pernikahan adalah cinta dan kebahagian ternyata menghadirkan neraka. Kini dia terjebak dihidup lelaki kaya raya yang haus akan wanita. Banyak perempuan bertekuk lutut bagai mengaku dosa semata demi uang.Â
  "Namaku Maria Magdalena, tuan bisa memanggilku MariaM."  Dengan hati bergores jutaan pisau kata itu terpaksa tereja, rintikan air mata tertahan seolah lampu merah terpajang di kelenjar matanya. Hati terus melantunkan kidung agar  sisi manusia lelaki itu tercurah padanya.
  " MariaM mulai hari ini kamu menjadi pelayanku tuk memuaskan dahaga nafku. Kau harus rela memberikan jiwa ragamu Karena engkau telah kutebus!" Tuan Hibel mengucap kata itu dengan penuh harap segera menikmati molek rupa MariaM yang mendebarkan ruang hanafnya. Ia akan menjadikan MariaM wanita  ke 77 di hidupnya. Lelaki macam apa hingga seganas itu. Apa pantas lelaki sepertinya dipanggil tuan ? yah pantas karena itu gelar untuk  lelaki hidung belang yang berbalut jutaan hawa nafsu.
  Maria Magdalena tak sudi memberikan tubuhnya pada lelaki hidung belang walau telah dijual oleh suaminya. "Lebih baik aku mati dibunuh oleh tangan tuan sendiri daripada aku menikmati sentuhan tubuh kotormu. Jika menurut tuan mendapatkan jiwa dan ragaku segampang memberikan uang kesuamiku maka tuan salah besar. Aku begitu berharga dan mulia !" Kalimat itu terangkai dengan nada tegas berselimut keberanian.Â
  "Mulia ! apa kau amnesia, kau telah dijual oleh suamimu sendiri. Kau murahan Maria Magdalena. Saya ulangi kau telah dijual oleh suamimu! Jangan sok lupa Magdalena."
 Perdebatan itu menggema di kamar berlatar putih nan megah namun tak ada satupun yang dapat mendengar mereka. Mulai saat itu MariaM Magdalena bersipuh dilembah derita. Cambuk kerap melayang ke tubuhnya setiap kali menolak melayani tuan hibel namun dia seolah telah mati rasa akan luka cambuk itu. Cambuk hanya menimbulkan bilur ditubuhnya tapi perbuatan suaminya menghancurkan martabatnya sebagai perempuan.
  Kini hanya kuasa Tuhan yang mampu menyelamatkan dirinya dari keganasan tuan hibel. Dibalik tembok kamar berlatar putih dia terus memadahkan sebait doa pada sang Khalik berharap bisa bernego dengan tuan hibel. Suatu hari dia mendapat ide brilian tuk menaklukkan tuan hidung belang Itu. Ketika tuan hibel memasuki kamarnya, dengan penuh keberanian MariaM mencoba mengajukan nego dengan tuan itu.
  " Tuan...aku akan memberikan seluruh hidupku dan tuan akan memiliki kuasa atas jiwa ragaku andai bisa menjawab teka teki yang kuucap setiap kali tuan menginginkanku." Tanpa membuat pertimbangan si tuan hibel langsung meneken yes atas nego yang ditawarkan karena ia telah terhipnotis molek wanita itu. Â
  "Menghanyutkan tapi bukan air, menghanguskan tapi bukan api. Ia lebih  ganas dari binatang buas, lebih berbahaya dari air bah." teka teki pertama tak bisa terjawab oleh tuan hibel dan membuat Maria Magdalena luput dari cengkraman,cambukpun tak melayang ketubuhnya dihari itu.Â
 "Aku membebaskanmu hari ini karena tak kuketahui makna dari teka tekimu itu tapi besok engkau harus melayaniku atau menerima  cambukanku, selang sehari engkau mengajukan teka tekimu! " Ucapan itu disepakati oleh Maria Magdalena. Dia tak peduli pada belasan cambuk yang menderanya yang penting tubuhnya tak sedikitpun tergores noda tuan hibel.
 Hari selanjutnya dia dicambuk sebanyak 10 kali namun lagi lagi dia tak merasakan sakit karena sakit akan perbuat suaminya telah melingkupi seluruh tubuhnya.Jutaan peluru yang menembus atrium jantung pun tak bisa menggambarkan dalamnya luka.Tibalah waktunya dia mengajukan teka teki lagi.Â
  "Yang makan keluar makanan, yang minum keluar minuman. " teka teki kedua tak bisa terjawab oleh tuan Hibel. diapun luput lagi hari itu. Hari berikut teka teki terangkai lagi dari mulutnya "lebih mudah dari ucapan,lebih gampang dari tindakan". Tapi tak bisa lagi dijawab tuan Hibel.Â
 Hari ke 13 dia mengucapkan teka tekinya lagi "datang bagai pencuri dimalam hari, tak bisa terselami pikiran manusia namun begitu dekat dengan mata ".Â
  Tuan Hibel berusaha memaknai teka teki Maria Magdalena namun tak bisa Ia temukan arti dibaliknya. Sekeras apapun mencoba tetap tak bisa seolah tembok raksasa China menghalau pola pikirnya. Rasa ingin tahu pun meronta dalam benaknya hingga akhirnya meminta Maria Magdalena mengartikan makna dibalik teka tekinya sebagai tebusan tuk uang yang telah Ia berikan pada suami wanita itu.
 Hari ke 14 Maria Magdalena menghabiskan harinya dengan memberikan makna dari setiap teka tekinya itu. Teka teki pertama mendeskripsikan hawa nafsu. Hawa nafsu telah membelenggu tuan hingga menghanguskan segala yang berharga dan menghayutkan semua yang terkecil dari hidup tuan. Tuan telah dikalahkan oleh kobaran hawa nafsu itu.Â
  Kedua  menggambarkan hukum tabur dan tuai. Apa yang tuan perbuat Itulah yang akan tuan peroleh. Tumbuhan menumbuhkan kehidupan, kejahatan menumbuhkan kebinasaan.Â
  Ketiga menggambarkan tentang berbuat dosa, dosa adalah sesuatu yang begitu mudah dan gampang diperbuat oleh  manusia tanpa memikirkan konsekuensinya.Terakhir  menggambarkan kematian. Manusia terlena akan kenikmatan yang diberikan dunia hingga lupa kematian kian menjemput.Â
  Makna yang tersurat dari teka teki MariaM sejenak menebarkan sisi manusia sang tuan hibel. Namun tak semudah itu meruntuhkan keganasan yang bertahun tahun mendarah daging dalam dirinya. Masuk telinga kanan keluar melalui lubang hidungnya. MariaM tetap tak menyerah, dia terus meruntuhkan sisi iblis lelaki itu dengan mencoba memberikan teka teki lagi padanya.Â
  "Dia Hadir karena Adam tapi dia sendiri yang melahirkan kaum Adam ". Teka teki itu membuat tuan Hibel berlinang air mata seolah ia tahu makna dibaliknya. Secara refleks Ia mendekap MariaM.
 "Apa  Tuan bisa mengartikan teka tekiku itu hingga membuat air mata tuan jatuh tak terurai ?" Tuan hibel tahu arti dibalik teka tekinya itu namun mulutnya membeku seolah telah terbius.Â
  "Itu adalah wanita tuan hibel. Wanita yang kau tatap sekarang dan telah kau beli dengan harga teramat mahal.Hargaku tak sebanding dengan uang yang telah engkau berikan pada suamiku. Sungguh hargaku tak bisa terhitung oleh skala ukuran manusia. Sama seperti tuan. Tuanpun sungguh teramat mulia. Meniduri wanita yang tak terikat pernikahan dengan tuan adalah dosa besar yang nikmatnya hanya sesaat tapi wabahnya perlahan merusak harga diri tuan sebagai manusia. Tuan telah jatuh kedalam dosa karena wanita. Mengapa tuan mengulang kembali kesalahan yang telah Simson perbuat?.
  Sebait ungkapan penuh makna membuat tuan hibel bersipuh penuh sesal dihadapan MariaM. Kehadirannya seolah diutus Tuhan tuk membangkitkan tuan hibel dari belenggu dosa. "Lelaki yang menukarmu dengan uang adalah iblis terbrutal yang kuterima dan aku yang menerimanya lucifer dari segala yang paling brutal itu, benar katamu engkau begitu berharga dan mulia lebih dari emas dan permata. Wanita sepertimu tak pantas ada dihidup pendosa sepertiku. Kuharap engkau dan Tuhanmu mengampuni dosa yang menumpuk dijiwaku. Pergilah!  Â
  Perkataan itu sejenak mematahkan segala luka yang menyelimuti tubuh Maria Magdalena. Dengan tapak penuh lega,dia membuka pintu kamar berlatar putih itu. Namun tuan hibel tiba tiba tergeletak dilantai. Saat dia hendak membantunya, lelaki iblis yang pernah menjadi suaminya muncul di pintu kamar itu. Sontak  ruang amarahnya bergema tak karuan,dia begitu ingin menerkam suami iblisnya itu.
  Badai baru kini menghantam hidupnya lagi. Tuan hibel menutup mata untuk selamanya,dan dia dituduh sebagai pembunuhnya. Kata itu terucap dari lidah berbisa suaminya yang lebih racun dari segala binatang berbisa. Lagi lagi dia tak bisa berkutik. Dia diseret bagai penjahat dari kamar berlatar nafsu,  beralih mendekam  di balik tirai besi hotel pordeo. Sungguh miris nasibnya. Lelaki yang dulu dipujanya sebagai malaikat kini bermetamorfosa menjadi iblis terjahat. Menjualnya bagai emas lalu memfitnah sebagai pembunuh. Suami iblis itu telah dibutakan oleh cinta akan uang dan uang.
  Dibalik tirai besi dia terus memadahkan sebait pujian Mazmur. Hingga suatu hari mujizat terjadi,Tuhan menghadirkan kebenaran yang bersinar bagai bagaskara. Suami bertampang Adam berhati iblis kini mendekam di hotel pordeo seumur hidupnya. Sementara Maria magdalena mengabdikan dirinya sebagai pelayan Tuhan di tanah suci.Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H