Mohon tunggu...
Rosida Rida
Rosida Rida Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ingin belajar banyak, mengerti banyak hal, beramal banyak, memberi warna dan wujudkan cita-cita besar lainnya. Bismillah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Belajar di Pakistan? Kok Bisa Sih? (Part1)

5 Januari 2018   12:09 Diperbarui: 5 Januari 2018   12:23 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posted: November 13, 2011 in info, Pakistan, Study in Pakistan

Judul tulisan ini saya buat sedemikian rupa dikarenakan untuk menyambut gayung keingin tahuan   beberapa rekan dan beberapa rekanan ortu yang banyak bertanya tentang tujuan studi saya di negeri tetangganya India alias Pakistan.

Beberapa rekan di tanah air saat ini kembali menunjukkan kenaikan minat untuk melanjutkan studi di Negeri Benazir Bhutto alias Pakistan. Meski pemberitaan tentang Pakistan yang memang selalu pasang surut dan terkesan 'heboh' dan mungkin untuk beberapa kalangan selalu terkesan 'horor'. 

Memang tidak salah anggapan yang telah tercipta tersebut karena memang selama ini berita-berita yang ada di media-media seringkali lebay. Sehingga terciptalah image yang belajar ke Pakistan itu pastinya bergaris keras. Padahal gak sepenuhnya bener lho berita-berita itu. :D.

Misalnya ada berita bom di satu titik di Pakistan, bukan berarti di titik-titik lainnya serupa terjadi hal yang sama. Sama seperti berita gempa di Indonesia yang tersiar di luar tanah air selalu terkesan menegangkan dan 'nakutin'. Padahal itu cuma terjadi di 1 titik juga. Jadi jangan ditelan bulat-bulat apapun yang anda dengar dan lihat di layar kaca...:D

PELAJAR DI PAKISTAN

Naah...supaya tak penasaran bagaimana sebenarnya kehidupan mahasiswa di Pakistan? Berdasarkan pengalaman penulis pribadi beberapa rekan pelajar dan mahasiswa di Pakistan, situasi Pakistan memang dari 'dulu'nya memang penuh dengan situasi yang tidak menentu. Dari sikon sosial politik dan ekonominya yang menurut penulis agak sulit diprediksi

Namun di balik situasi Pakistan yang makin tak menentu, minat pelajar di Pakistan terutama di IIUI malah meningkat cukup signifikan. Termasuk pelajar asal China (yang saat ini jumlahnya sudah hampir seribu pelajar lebih bila ditotal), Thailand (yang mulai terlihat bertambah dari tahun ke tahun), Kenya, Somalia, Ethiopia, Afghanistan, Turki, Palestina, Yaman dan tentu saja dari Tanah air, Indonesia termasuk saya yang saat ini masih 'betah' di sini. 

tribune.com.pk/
tribune.com.pk/
Adapun jurusan yang diminati mahasiswa China adalah Islamic studies, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan termasuk Translation Department (Bahasa Arab dan Inggris. 

Di Translation Department IIUI saat ini masih ekslusif untuk Pelajar China saja. Department 'spesial' ini sepertinya terwujud bekat kedekatan dua negara sahabat tersebut (China-Pakistan). Sedangkan pelajar Thailand kebanyakan mengambil sastra Arab sebagai pilihan meski sebagian lainnya ada juga yang mengambil ekonomi dsb.

Lain halnya dengan pelajar Indonesia. Dari data yang diperoleh jurusan yang diambil oleh mahasiswa Indonesia lebih beragam termasuk Islamic Studies, Shariah and Law (hukum syariah+hukum konstusi British), Ekonomi (termasuk di dalamnya ada jurusan Islamic Banking and Finance), Sastra Arab, Sastra Inggris, Education. Pelajar Indonesia yang paling senior saat ini mengambil program Phd Ekonomi.

Sekedar info berdasarkan data dari dikti jumlah mahasiswa alumni Pakistan tercatat sebanyak 182 orang (SUMBER). Jumlah tersebut belum mencakup pelajar-pelajar Madrasah asal Indonesia. 

Sebagian besar saat ini mahasiswa Indonesia mengambil studinya di kampus International Islamic University Islamabad (IIUI). Adapun beberapa asatidz senior Pondok Gontor seperti pernah mengenyam pendidikan di University of Punjab yang berlokasi di kota Lahore. 

Adapun penulis yang memang alumni dari institusi tersebut sedikit banyak terinspirasi dari pengalaman-pengalaman beliau2 yang dulu sempat bercokol di negara yang sebelum kemerdekaannya menyatu dengan India.

BAHASA LOKAL PAKISTAN

Dikarenakan jajahan British, maka jangan heran bila di negara ini Bahasa Inggris digunakan pula di perkantoran Pakistan, yang mendampingi penggunaan bahasa nasionalnya yaitu Urdu. Adapun di beberapa daerah lainnya penggunaan bahasa daerah seperti Pashtoo, Punjabi, Sindhi, Seraiki dan yang lainnya masih seringkali digunakan. Namun di kota-kota besar pada umumnya penduduk bisa berbahasa Urdu dan Inggris.


Namun bila anda ingin naik taksi atau berbelanja di Pasar-pasar Rakyat (Bazzar) akan lebih baik bila anda menggunakan bahasa Urdu. Kalaupun tidak memungkinkan, cobalah ajak juga orang yang bisa berbahasa lokal supaya kendala bahasa bisa terminimalkan. 

Jangan heran bila para pedagang ketika melihat wajah yang asing, mereka otomatis memberi harga yang mahal. So, supaya dapat taksi dan barang-barang dengan harga murah, berbahasa Urdu-lah dan tawar balik harga dengan harga yang lebih rendah dan reasonable 

To be continued...

pernah dimuat di

https://osheexcella01.wordpress.com/2011/11/13/belajar-di-pakistan-kok-bisa-sih-part-1/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun