Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan (Seri 2): Lautan dan Gunung Sulut

23 Maret 2024   21:57 Diperbarui: 23 Maret 2024   21:59 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai di Desa Tulap, Amurang, Selatan Manado, Sulawesi Utara/dokpri

Kembali tentang keputusan Olly meminta warga partainya di Sulut naik kapal ke Jakarta. Keputusan kecil Olly Dondokambey yang akrab disapa Don oleh teman-teman akrabnya di Jakarta tersebut, sadar atau tidak sadar, sedang memberi pengajaran tentang pembangunan berbudaya bahari. Lautan bisa menghidupi banyak orang di Nusantara ini. Lautan bisa memberi sesuatu kepada manusia Indonesia. Jangan bersikap munafik pada laut. Artinya cuma bisa "ngomong" pentingnya laut, tapi tidak pernah hidup bersama biar hanya satu hari satu malam saja.

Saya tiba-tiba merenungkan lautan ini ketika berdiri di Tinoor, sebuah kampung di antara Manado dengan Tomohon, Rabu dan Kamis siang, 20 dan 21 Maret 2024 yang lalu.

Dari Tinoor saya memandang lautan di depan pelabuhan Manado sepuas hati. Dari Tinoor hampir tiap hari sejak tanggal 19 Maret 2024 hingga hari ini, saat saya menulis artikel ini, Sabtu 23 Maret 2024, saya memandangi laut di depan kota Manado. Dalam pemerintahan, kota Manado dipimpin Walikota Andre Angau yang saat ini sedang kehilangan ayahnya yang baru saja meninggal dunia.

Jembatan Soekarno di muara Sungai Manado yang cukup terkenal sebagai salah satu obyek wisata (dokpri)
Jembatan Soekarno di muara Sungai Manado yang cukup terkenal sebagai salah satu obyek wisata (dokpri)

Tentang kota Manado, 150 tahun lalu, seorang pendeta Protestan dari Belanda, Nicolaas Graafland, melukiskan kota Manado seperti berikut ini:

Teluk Manado terbentang di muka. Teluk ini benar-benar indah. Dari Tanjung Tateli di barat laut, ceruk itu menjorok ke dalam dengan lekukan yang halus. Dari tempat itu pula terbentang daratan mendaki dengan kelandaian yang hampir tidak kentara. Lebih dalam lagi, Gunung Empung , membumbung bagai teater laut tanpa puncak yang menonjol, bersama Gunung Lokon...

Ada beberapa gunung yang melindungi Manado selain Lokon, Tumpa, Wusa dan lainnya, yakni Gunung Klabat. Di kaki gunung itu ada rumah yang didiami Olly Dondokambey dan keluarganya.

Saat ini, di Manado, Sulawesi Utara dan tempat lain di seluruh Nusantara sedang sibuk berbincang bincang soal hasil pemilihan umum. Hangat, panas, dingin, acuh, marah, sakit hati, bergembira, loncat-loncat.

Selamat siang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun