Menurut Rerie yang juga terkena kanker payudara itu, bau aroma kanker pasien bisa tercium jauh dari rumah singgah, ketika penderita dibawa ke Rumah Singgah Sahabat Lestari.
"Pasien kanker yang meninggal juga kami tangani dengan kami antar ke tempat tinggal mereka dengan mobil ambulans. Ada yang kami antar sampai di Ponorogo (Jawa Timur) dan tempat-tempat jauh lainnya," demikian Rerie yang lahir di Surabaya 30 November 1967.
Rerie, politisi dari Partai Nasdem, adalah putri dari seorang ayah, dr Tonny S Moerdijat, dokter spesialis kandungan yang punya perhatian terhadap masalah kanker.
Sang ayah giat memberi pemeriksaan dini secara gratis pada para "tersangka" penderita kanker.
Seorang sahabat Rerie, pakar masalah energi terbarukan, Tri Mumpuni Iskandar, mengatakan kepada saya, hari Minggu (28/1), "Para calon anggota parlemen muda, politisi partai atau pejabat eksekutif negeri ini harus mencari inspirasi dari Rerie. Harus ada yang membuat buku biografi tentang Rerie," ujar Trimumpuni.
Di bawah sebuah artikel berjudul "Perempuan itu Bernama Rerie, Lestari Moerdijat", Tri Mumpuni mengatakan, "Rerie itu politikus anomali". Katanya, aksi politik konkritnya ialah membuka jalan bagi orang-orang kecil menimba ilmu pertanian. Ia membantu orang-orang difabel untuk menimba ilmu berbagai bidang.
Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara, Yessy Momongan yang juga hadir dalam pertemuan di Jalan Denpasar Raya 12, mengatakan, Rerie adalah sosok politisi peduli kaum marginal serta kaum perempuan kebutuhan khusus seperti beberapa jenis obat kanker perempuan akhirnya bisa ditanggung BPJS.
"Ia juga aktif membantu kaum disabilitas dan kelompok masyarakat adat," ujar Yessy Momongan yang terkenal menolak perintah KPU RI untuk melakukan manipulasi data calon partai politik dalam tahapan verifikasi partai politik peserta peilihan umum 2024.
Sedangkan Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Fancy Ransun mengatakan Rerie adalah seorang perempuan istimewa, legislator luar biasa.
"Ia hanya duduk di kursi legislator tapi bertindak konkrit, turun tangan langsung, untuk kaum perempuan tertindas, rakyat kecil yang terkena bencana," ujar Fancy yang saat itu melantunkan lagu untuk Rerie berjudul "Nyandah Mo Balaeng" (Tidak Mau Pindah Ke Lain Hati).
Pengamat politik muda lulusan West Virginia University (Amerika Serikat), Liana Adi Rahmawati atau Lia, bilang Rerie adalah satu-satunya perempuan yang duduk di posisi wakil ketua MPR saat ini.