Saya menjawab lagi, "saya tidak dengar". Maka berceritalah sang jenderal itu tentang peristiwa Suharto "ditempeleng" oleh seorang tokoh Tentara dan Teritorium (TT) III/Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang di Makassar tahun 1950.Â
"Ketika itu Suharto pangkatnya di bawah Kawilarang," ujar sang jenderal yang minta agar namanya jangan pernah dituliskan berkaitan dengan ihwal "penempelengan" itu.Â
"Alex Kawilarang juga pernah sebagai komandan resimen (Siliwangi) di Bogor. Mungkin Pak Harto menghindari menyebut Prabu Siliwangi karena ingat pengalaman tidak enak dengan tokoh Siliwangi itu," ujarnya lagi.
Dalam buku berjudul "In Memoriam - Mengenang Yang Wafat" (terbitan Penerbit Kompas Mei 2022), wartawan Rosihan Anwar juga menuliskan (halaman 310) tentang kisah Suharto ditempeleng Alex Kawilarang.
Rosihan Anwar dalam tulisannya di bawah subjudul "Kolonel Alex Kawilarang (1920 - 2000) menuliskan pernah bertanya langsung kepada Alex Kawilarang tentang kejadian itu, tapi yang ditanya hanya senyum tidak membantah dan tidak mengiakan.
"Kolonel Kawilarang menempeleng perwira bawahannya, yaitu Letkol Soeharto, Komandan Brigade Mataram, di pelabuhan, tatkala dilihatnya kapal memuat kendaraan-kendaraan mobil yang hendak "diselundupkan" Benarkah kejadian itu ?.........Dia hanya tersenyum......," tulis Rosihan Anwar.Â
Tahun 1950 itu, Alex Kawilarang adalah Panglima Indonesia Timur. Ia menjadi Panglima Siliwangi di Jawa Barat tahun 1951 - 1956.
Sebelum meninggalkan tempat Prasasti Batutulis, Mariza Hamid sempat bermeditasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H