"Greis membawa jiwa saya ke alam desa saya di tepi Bengawan Solo sana," ujar pejabat tinggi yang mewanti-wanti saya untuk tidak menuliskan namanya.
"Suara Greis dalam tembang Jawa ini mendorong hati saya untuk berkata, Indonesia ini penuh keajaiban alam. Greis telah menyumbangkan kejaiban dari Manado kepada Jakarta dan Pulau Jawa," kata pejabat berambut putih itu. Sang pejabat sampai menggerakan kedua tangan ke atas dalam bentuk joget srimpi Solo mengikuti irama alunan suara Greis.
Kemudian saya bawa Greis ke Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tempat itu adalah markas pusat kajian strategis HL 717.Â
HL 717 adalah kelompok orang yang giat melakukan diskusi politik (termasuk soal para calon presiden untuk pemilihan presiden 2024) serta diskusi soal lahan kebun duren dan sumur minyak tua.Â
Greis saya minta melantunkan lagu Tatu di markas HL 717 ini untuk mendinginkan aura panas dan ribet yang melekat di dinding-dinding markas itu akibat diskusi-diskusi yang membuat peserta "bingung".
Lagu "Tatu" yang dibawakan Greis berbunyi demikian, "Sanajan kowe ngilang, ra biso tak sawang, nanging neng ati tansah kelingan, manise janji- janjimu kuwi nglarani ati. Senajan aku lara, ning sih kuat kuat nyonggo tatu neng ono ndodo, perih rasane yen eling kowe, angel tambane........dan seterusnya)Â
Terjemahan bebasnya: Walau kau menghilang, tidak bisa kupandang, tapi di hati selalu kuingat, janji janjimu itu meyakitkan hati. Walau aku sakit (hati), tapi aku tetap kuat menahan luka di dalam hati ini, pedih rasanya kalau ingat engkau, sulit obat penyembuhnya).
Para wartawan di rumah makan Rarampa malam itu banyak berkonsentarasi pada Greis. Hadir di situ Walikota Manado Andre Angau yang baru kali itu jumpa Greis. Andre yang mengenakan busana serba merah PDI Perjuangan bertepuk tangan dan memberi apresiasi seorang warganya bernama Greis.
Manado telah menyumbang tempat bagi Pahlawan Nasional Diponegoro menuliskan naskah yang diakui sebagai naskah sejarah dunia, yakni Babad Diponegoro (ditulis abad ke-19). Diponegoro adalah tokoh perang Jawa melawan kolonial Belanda demi tegaknya kultur Jawa/Indonesia yang merdeka.