Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memasuki Alam "Gaib" Diponegoro

30 Juni 2021   14:18 Diperbarui: 30 Juni 2021   17:55 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Pangeran Diponegoro karya Basuki Abdullah yang saat ini dipasang di Istana Merdeka. Foto ini dikirimkan ke saya oleh Koordinator Staff Khusus Presiden Ari Dwipayana, Juni 2021 lalu. (dok. Koordinator Staff Khusus Presiden Ari Dwipayana)

Dalam perjalanan laut dari Jakarta-Manado (3 Mei sampai 12 Juni 1833), Pangeran Diponegoro mengatakan kepada Letnan Dua Justus Hendrich Knoerle "Hidup ini adalah urusan misteri".

Peter Carey, penulis sejarah Diponegoro dari Trinity College, Oxford, Inggris juga mengatakan, adalah hal "misteri" ia sampai bisa menyelesaikan tulisan biografi Diponegoro. Ia mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara di Leiden, Balanda, bulan Desember 2007.

Dalam wawancara itu, ketika pertama kali melihat lukisan sketsa Pangeran Diponegoro di New York, Amerika Serikat antara tahun 1969-1970, Peter Carey mengatakan, "Saya tidak yakin benar, apa yang membuat saya tertarik pada sketsa itu, namun itu mungkin karena sifat misterius potret Diponegoro karya De Stuers dan fakta bahwa agak susah untuk melihat wajahnya (Sang Pangeran)."

Setelah kena sihir sketsa Diponegoro itu, Peter Carey, suatu hari, ketika berada di dermaga New Orleans, Amerika Serikat, bulan Frebuari 1970, melihat galangan kapal bertuliskan "DJAKARTA LLOYD".

Empat bulan kemudian, Peter Carey memutuskan berangkat ke Jakarta dengan kapal barang bernama "Sam Ratulangie".

Dalam perjalanan satu bulan lebih (Juni sampai Juli 1970) dari New York ke Jakarta, Indonesia, usus buntu Pater pecah (karena salah pengobatan) dan merasa hampir tewas. Ternyata kapal tidak langsung ke Jakarta tapi ke Palembang.

Kapal memasuki Sungai Musi. Di Palembang Peter dirawat, tapi belum memuaskan. Lewat jalan penuh liku, Peter diterbangkan ke Singapura sampai sembuh dan kemudian pulang ke Surrey, Inggris. Dua bulan di kampung halamannya, Peter menyaksikan ayahnya meninggal dunia.

Setelah mengadakan penelitian tentang sejarah Indonesia (Diponegoro) di Oxford dan Leiden Inggris, Oktober 1971 pergi ke Jakarta. Dua bulan mengadakan penelitian di Jakarta, Desember 1971 Peter naik kereta api ke Yogyakarta.

Disembuhkan Paranormal

Tiba di Jogya, jam tujuh malam. Dia memilih menginap di sebuah losmen murah di Jalan Malioboro. Di losmen itu ia bertemu temennya, orang Inggris. Malam itu setelah mandi, temannya mengajak Peter naik beca untuk nonton pertunjukan wayang wong (wayang orang).

Peter saat itu tidak tahu tempat pertunjukan. Ternyata tempat pertunjukan itu di Tegalrejo, tempat tinggal Pangeran Diponegoro masa kanak-kanan sampai pecah perang (Perang Jawa, 20 Juli 1830).

"......Tampak bagi saya bayangan Diponegoro menyambut saya di Tegalrejo (tempat tinggal Pangeran sejak kecil hingga 1825) yang dicintainya pada malam pertama kedatangan saya di Yogyakarta," demikian kata Peter Carey saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun