Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Juru Padu dan Iklan Obat Kuat di Pojok Nikahan Gibran

7 September 2020   05:51 Diperbarui: 7 September 2020   17:32 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(KOMPAS/HANDINING)

Hari Minggu, 16 Agustus 2020 lalu, Sineas senior Garin Nugroho dan istri, Ny Riani Ikaswati menikahkan puteranya, Gibran Tragari dengan putri pilihannya, Feby Hendola Kaluara.

Acara sederhana yang dihadiri beberapa handai taulan dan anggota keluarga berlangsung di kediaman orang tua mempelai putri, Hengkie Kaluara dan Ny Dona Krisanti, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Hadirin yang nampak antara lain mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letnan Jenderal (Purnawirawan) TNI Agus Widjojo, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Staf Khusus Presiden, Sukardi Rinakit bersama stafnya, Mariza Hamid, suami-istri pendiri Teater Koma Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno, Aktor Mathias Muchus dan Mira Lesmana, bintang film Christin Hakim, aktris teater Asmara Abigail dan seterusnya.

Sambil menikmati menu empal gentong, saya dan Garin "mojok" sambil membahas iklan Pemilihan Umum tahun 1997. Iklan itu cukup terkenal, "Inga, Inga......Ting". Itu diucapkan oleh seorang ibu di Manado sambil memincingkan ekor matanya dengan gaya yang kaku.

Iklan ini dibuat di pantai luar kota Manado, Sulawesi Utara, pertengahan 1997. Kemudian kami membahas sebuah iklan obat kuat untuk kaum lelaki yang muncul setelah Pemilu 1997 yang juga cukup terkenal. Iklan itu memunculkan tokoh pahwalan dunia perwayangan Gatot Kaca. Tiba-tiba tokoh ini nampak "lemah" dan seorang punakawan yang menyertai Gatot Kaca nyeletuk spontan "Lho koq loyo ?".

Saya dan Garin sepakat iklan ini cukup bagus tapi bisa membuat orang yang mau beli agak khawatir akan dilihat orang lain. "Bisa saja sang pembeli bisa tidak jadi beli karena ketahuan dirinya loyo," kata Garin. "Iklan ini menarik, tapi bisa menggagalkan misi utamanya," lanjut Garin.

Senada dengan iklan "lho koq loyo" adalah lagu "Balada Pelaut" yang dipopulerkan oleh penyanyi almarhumah Connie Maria Mamahit dan Tantowi Yahya. Syair lagu ini kalau tidak ditangkap dengan seksama, bisa dianggap menyiarkan tentang stigma para pelaut itu mata keranjang. Padahal sebetulnya isi syair ini untuk mengatakan pelaut itu bukan mata keranjang, tapi justru sering ditinggal sang kekasih.

Tapi banyak orang menangkap sebaliknya tentang maksud syair lagu Balada Pelaut yang pertama kali di awal 1990-an dilantunkan oleh penyanyi asal Minahasa, Sulawesi Utara, Connie Maria Mamahit (almarhumah) itu.

Komisaris dan "padu"

Obrolan saya dan Garin di sela-sela acara nikah Gibran dan Feby itu, meloncat ke pembahasan penampilan orang-orang "beradu mulut" atau "padu" (bahasa Jawa yang artinya sama dengan adu mulut yang melibatkan kaum perempuan) terutama di layar televisi.

Dalam tragedi "padu" para pelakunya di tingkat emosi tertentu sampai mengeluarkan atau menyemburkan ludah (busa-busa ludah mereka sampai muncrat). Para pelaku "padu", biasanya saling mengeluarkan suara keras, cepat, memelototkan mata dan spontan memuncratkan buih ludah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun