Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sang Juru Bicara: "Dagang Sapi" (I)

23 Juli 2020   16:45 Diperbarui: 24 Juli 2020   05:35 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dikatakan para wartawan punya kejenakaan yang setara dengan "celetukan" para menteri ketika bermaksud membantah bahwa virus corona sudah masuk ke Indonesia beberapa bulan lalu. Tidak enak dan "kasihan" untuk menyebut nama-nama dan identitas lainnya dari para wartawan dan wartawati yang saya ajak bicara itu.

Bedanya antara celetukan antara wartawan istana dengan para menteri adalah, para wartawan tidak menyandang janji untuk melaksanakan "visi dan misi" presiden. Sedangkan para menteri membawa janji melaksankan (termasuk pernyataan-pernyataannya) harus sejalur dengan visi dan misi presiden, bukan visi dan misinya sendiri-sendiri walau dalam "banyolan".

Ketika berita dan isyu covid-19 dicurigai sudah masuk Indonesia, ada menteri yang bilang "orang Indonesia makan nasi kucing" sehingga kebal covid-19.

Menteri lainnya bilang, perizinan masuk kedaerah-daerah rumit bagi covid-19. Juga ada menteri yang bilang, kalau musim panas datang virus corona itu akan mati dan hilang sendiri.

Ada lagi menteri dengan garangnya mengatakan, "corona mobil" yang masuk? Hehehe, jenakan ya. Sebelum covid-19 datang para menteri pun kadang-kadang tampil sebagai pemain kelompok atau grup band dengan nama "elek yo ben" (jelek, biarin aja". Jenaka ya.

Setelah virus corona datang dan bercokol di Indonesia, maka ekonomi merosot bahkan terhenti. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kemungkinan besar kita masuk dalam krisis. Jadilah virus corona jadi biang keladi krisis. Krisis ini, antara lain, menghantam transportasi, termasuk kereta api.

Seorang pegawai tidak tetap bidang keamanan di sebuah stasiun kereta api di Jakarta sampai bilang, sekarang yang ada "kereta api hantu". Munculah dongeng, ada hantu atau jin menaruh tas plastik "kresek" yang isinya Rp 500 juta dan diketemukan petugas, lalu dikembalikan ke pemiliknya. Dongeng ini membuat banyak orang "terhibur" di masa covid-19.

Rabu, 29 Juni 2020 lalu Rizal Ramli, mantan menteri masa pemerintahan Gus Dur dan masa Presiden Joko Widodo periode pertama, mengatakan, berbagai data dan angka-angka yang dikeluarkan pemerintah soal "krisis" saat ini banyak yang diplesetkan.

Ia dengan keras mengatakan, kesulitan atau "krisis" kita karena masalah virus corona itu tidak sepenuhnya benar. "Ini menyesatkan," katanya dengan banyak mengemukakan data.

Rizal Ramli mengatakan, masalah ekonomi kita sebelum virus corona masuk Indonesia sebenarnya sudah "klimpungan", antara lain karena ada gagal bayar utang.

"Dalam bahasa sederhana dalam dunia tinju, kita sudah klimpungan, tapi kemudian kena pukulan jab, karena gagal bayar utang itu," ujar Rizal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun