Mohon tunggu...
Ahmad Ali Akbar
Ahmad Ali Akbar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya Ahmad Ali Akbar dari Surabaya, saya suka menulis karna dengan menulis kita bisa berbagi pengetahuan dengan orang lain. Dan saya berharap hasil tulisan say bisa bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Buku Compassion Karya Karen Amstrong

14 Oktober 2014   04:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul :"COMPASSION" 12 langkah menuju hidup berbelas kasih

Penulis: Karen Amstrong

Penerbit: Mizan (PT Mizan Pustaka, Ujungberung, Bandung)

Cetakan: Cetakan I, Januari 2012

Tebal : 247 halaman

ISBN : 978-979-433-594-9

Belajar Belas Kasih ala Karen Armstrong

Belas kasih kini mulai pudar ditelan gaya hidup modern yang cenderung kompetitif dan individualistis dimana setiap orang berlomba-lomba untuk menempatkan diri di depan dan bahkan tak jarang mereka bertindak kasar terhadap orang orang lain demi suatu kepentingan.

Ketika kita mendengar kata belas kaih mungkin yang ada di pikiran kita adalah memilukan atau menyedihkan namun arti dari belas kasih disini adalah menempatkan diri dalam posisi orang lain, untuk merasakan penderitaannya seolah-olah itu adalah penderitaan kita sendiri, dan secara murah hati masuk ke dalam sudut pandangnya. Dan dengan belas kasih kita diperintah untuk memperlakukan orang lain sebagaimna kita ingin diperlakukan. Dengan begitu tidak akan ada peperangan dan penguasa yang mendzalimi rakyat yang dipimpinnya.

Orang pertama perumus kaidah emas ini yaitu guru bijak Cina Konfusius (551-479 SM) yang ketika ditanya manakah ajarannya yang bisa dipratikkan setiap hari, ia menjawab "mungkin perkataan tentang shu (tenggang rasa). Yang bisa diartikan “Jangan pernah lakukan pada orang lain apa-apa yang kau tidak ingin mereka lakukan untukmu”. Belas kasih yang displin akan membawa kita ke dimensi pengalaman yang transenden karena ia melampaui egoisme yang mencirikan sebagian besar transaksi manusia. Buddha (kl. 470-390 SM) tentu akan setuju, hal itu ia namakan nirwana (memadamkan) maksudnya memadamkan nafsu, keinginan dan keegoisan yang selama ini membelenggunya. Namaun syaratnya adalah disiplin dalam melakukan meditasi tentang "empat pikiran yang tak terukur" dari cinta yang ada dalam setiap orang dan setiap benda. "empat pikiran yang tak terukur" yang dimaksud diantaranya:

1. Maitri (cinta kasih) : keinginan untuk menghadirkan kebahagiaan bagi semua makhluk

2. Karuna (belas kasih) : tekad untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan mereka

3. Mudita (sukacita simpatik) : yang bergembira dalam kegembiraan orang lain

4. Upeksha (pikiran yang adil) : ketenangan yang memungkinkan kita untuk mengasihi semua makhluk secara merata dan tidak memihak

Di dalam buku ini juga dijelaskan bahwa dasar semua agama dan alkitab adalah belas kasih. Penulis yakin bahwa suatu saat nanti agama monoteistik akan tiba pada kesimpulan yang sama dan kenyataan bahwa belas kasih muncul di dalam semua agama dan secara independen menunjukkan bahwa hal itu mencerminkan sesuatu yang mendasar bagi struktur kemanusiaan kita. Di dalam buku ini juga dicontohkan mengenai tindakan belas kasih yang timbul dari dalam. Seperti ketika ada seorang anak yang bergelantung di bibir sebuah sumur, anda akan menerjang maju untuk menyelamatkannya. Tindakan anda tersebut tidak terinspirasi oleh kepentingan maupun perhitungan untuk mengambil hati orangtuanya demi kepentingan anda. Akan tetapi tindakan belas kasih yang timbuldari dalam. Seperti keyakinan Mencius (kl. 371-289 SM) bahwa semua orang pasti memiliki rasa simpati.

Agar bisa belas kasih pada orang lain kita harus bisa belas kasih pada diri sendiri terlebih dahulu. Namun untuk bisa berbelas kasih diperlukan upaya besar dari pikiran dan hati. Karna ketika kita berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih berbelas kasih, kita juga harus berpikir di luar kotak, mempertimbangkan kembali kategori-kategori utama zaman kita, dan menemukan cara-cara baru untuk menghadapi tantangan hari ini. Lalu bagaimana cara memulai hidup belas kasih? Buku ini ditulis untuk menjawab pertanyaan tersebut melalui "program dua belas langkah menuju hidup berbelas kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun