2. Karuna (belas kasih) : tekad untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan mereka
3. Mudita (sukacita simpatik) : yang bergembira dalam kegembiraan orang lain
4. Upeksha (pikiran yang adil) : ketenangan yang memungkinkan kita untuk mengasihi semua makhluk secara merata dan tidak memihak
Di dalam buku ini juga dijelaskan bahwa dasar semua agama dan alkitab adalah belas kasih. Penulis yakin bahwa suatu saat nanti agama monoteistik akan tiba pada kesimpulan yang sama dan kenyataan bahwa belas kasih muncul di dalam semua agama dan secara independen menunjukkan bahwa hal itu mencerminkan sesuatu yang mendasar bagi struktur kemanusiaan kita. Di dalam buku ini juga dicontohkan mengenai tindakan belas kasih yang timbul dari dalam. Seperti ketika ada seorang anak yang bergelantung di bibir sebuah sumur, anda akan menerjang maju untuk menyelamatkannya. Tindakan anda tersebut tidak terinspirasi oleh kepentingan maupun perhitungan untuk mengambil hati orangtuanya demi kepentingan anda. Akan tetapi tindakan belas kasih yang timbuldari dalam. Seperti keyakinan Mencius (kl. 371-289 SM) bahwa semua orang pasti memiliki rasa simpati.
Agar bisa belas kasih pada orang lain kita harus bisa belas kasih pada diri sendiri terlebih dahulu. Namun untuk bisa berbelas kasih diperlukan upaya besar dari pikiran dan hati. Karna ketika kita berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih berbelas kasih, kita juga harus berpikir di luar kotak, mempertimbangkan kembali kategori-kategori utama zaman kita, dan menemukan cara-cara baru untuk menghadapi tantangan hari ini. Lalu bagaimana cara memulai hidup belas kasih? Buku ini ditulis untuk menjawab pertanyaan tersebut melalui "program dua belas langkah menuju hidup berbelas kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H